JABAR EKSPRES – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor membuka pelayanan pengobatan penyakit gagal ginjal dengan metode Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD).
Pelayanan yang resmi dibuka pada Jumat (22/11) ini berhasil dihadirkan berkat pengampuan multidisiplin Peritonial Dialisis yang merupakan Program Proctorship CAPD RS Hasan Sadikin.
Pj Wali Kota Bogor, Heri Antasari, mengatakan, Kota Bogor menjadi pionir dan mejadi rumah sakit pertama yang mengampu pelayanan CAPD di Kota dan Kabupaten lain.
BACA JUGA: Apresiasi Relawan, Cabup Rudy Susmanto akan Resmikan Rumah Nusantara
“Ini adalah solusi bagi pasien gagal ginjal yang tidak menggunakan hemodialisa. Pasien tetap bisa beraktivitas dengan alat khusus yang dipasang di tubuh mereka,” kata Hery saat Konferensi Pers di RSUD Kota Bogor pada Jumat, 22 November 2024.
Selain itu, RSUD Kota Bogor juga meluncurkan aplikasi layanan digital inovatif, seperti KARDEX ICU, ICVCU, dan ASKEP 35.
Layanan ini dirancang untuk mempercepat dan mempermudah pelayanan medis berbasis teknologi.
Dengan begitu, dirinya mengaku bangga, karena RSUD Kota Bogor menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang meresmikan aplikasi digital KARDEX ICU, ICVCU, dan ASKEP 35.
BACA JUGA: Survei Elektabilitas Median di Atas Petahana, Jeje: Jangan Terlena
“Aplikasi ini memungkinkan pasien mengakses informasi medis dari rumah, sehingga pelayanan lebih efektif,” ucap Hery.
RSUD Kota Bogor juga melakukan terobosan dengan melakukan skrining penyakit ginjal pada 1.000 siswa kelas VI dari 25 SD Negeri di Kota Bogor.
Di tempat yang sama, Direktur Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TM) Kementerian Kesehatan RI, Dr. Nadia Tarmizi, mengapresiasi RSUD Kota Bogor kegiatan ini yang berkomitmen transformasi layanan rujukan dan pengembangan jejaring program pengampuan.
BACA JUGA: Boyong Dewa19, Ribuan Masyarakat Hadiri Kampanye Akbar Paslon Jeje-Asep
“RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung juga berperan sebagai pendukung rumah sakit di Jawa Barat, termasuk bidang nephrology,” tuturnya.
Dr. Nadia menambahkan, langkah ini akan mempermudah akses pasien, mengurangi rujukan ke rumah sakit di Jakarta dan Bandung.
“Jadi ini akan semakin mendekatkan akses bagi masyarakat,” ucap dia.