JABAR EKSPRES – Seorang warga di Kampung Pasir Panjang, Desa Rancapanggung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bernama Enung Supriatin dipasung keluarga di sebuah gubuk kecil. Wanita berusia 36 tahun itu merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Salah seorang warga, Tarmiji (49) mengaku, Enung mengalami gangguan kejiwaan sejak 7 tahun lalu. Sehingga pihak keluarga terpaksa memasungnya karena tak sanggup merawatnya.
“Betul kedua kakinya dipasung, dia (enung) tinggal digubuk kecil. Dikerangkeng karena dia suka ngamuk, makanya keluarganya memasung dia,” kata Tarmiji saat dikonfirmasi, Rabu (20/11).
Sebelum dipasung tiga tahun lalu, dikatakan Tarmiji, Enung sudah dititipkan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua. Namun sang ibu kembali membawanya pulang.
BACA JUGA: Tambah Uang Jajan Rp585.000 dari Aplikasi Penghasil Uang 2024 Ini
“Jadi sudah dititipkan ke RSJ, tapi dibawa pulang lagi. Ibunya memilih merawat anaknya dengan cara seperti itu (dispasung),” katanya.
“Ibunya merawat dia sendirian, sementara suaminya sudah lama meninggal dunia,” sambungnya.
Sementara itu, tetangga keluarga Enung, Ira Oktavia mengaku, Enung mengalami gangguan jiwa setelah pulang merantau dari Jakarta. Namun ia tak tahu pasti penyebabnya bisa mengalami gangguan kejiwaan.
“Dari pihak keluarga hanya mengatakan bahwa dia teh dibawa pamannya ke Jakarta, hanya saja katanya setelah berada di sana, di Tangerang, tiba-tiba kalau bahasa sundanya mah ngegerebeg dan saat dibawa pulang langsung ngamuk,” jelas Ira.
Ira menceritakan sewaktu Enung masih dalam kondisi sehat. Enung kerap bercerita kehidupannya kepada dirinya. Termasuk soal adanya paksaan untuk menikah.
BACA JUGA: Kejaksaan Banjar Pertegas Pendampingan Hukum oleh Jaksa Pengacara Negara di Bidang Datun, Gratis!
“Dulu waktu masih sehat, sering saya minta untuk bantu-bantu di rumah. Ia sering curhat katanya gak disayang sama keluarga. Dengan saya cukup dekat. Malah waktu pertama sakit dan ngamuk saya diminta membujuknya,” kata Ira lirih.
“Enung sempat menikah, tapi kemudian bercerai. Enung sering mengamuk karena Enung mengaku terpaksa melakukan pernikahan dan tidak didasari oleh cinta,” imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat, Ade Zakir mengaku sudah mengetahui kejadian tersebut. Menurutnya, tim kesehatan mulai dari Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas Mukapayung Cililin, sudah menemui Enung dan keluarga.