JABAREKSPRES – Peternak sapi perah di kawasan Lembang Kabupaten Bandung Barat mengeluhkan mengenai harga jual susu sapi yang sangat murah.
Meski begitu, peternak sapi perah di Lembang ridak seperti di Boyolali yang melakukan aksi protes karena susu tidak bisa jual oleh Industri Pengolah Susu (IPS).
Salah seorang peternak sapi di Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Wawan 52, tahun salah satu peternak sapi perah di Lembang mengatakan, sejauh ini peternak masih melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Peternak tidak terpengaruh dengan aksi yang terjadi di Boyolali yang membuang susu hasil perah karena tidak diterima oleh industri.
“Alhamdulilah disini mah masih normal, kalau di media sosial katanya ada yang buang susu ke jalan,’’ ujar wawan ketika ditemui belum lama ini.
Sejauh ini hasi susu parapernak sapi perah di Lembang langsung ditampung oleh Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU).
BACA JUGA: Lingkungan Kantor Pemda Bandung Barat Tidak Miliki TPS, Sampah Dibiarkan Menumpuk!
Akan tetapi, Wawan mengaku, saat ini harga susu murni diterima dengan harga 7.200 per liternya. Harga ini terbilang sangat murah sehingga tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.
Untuk menghasilkan susu, peternak harus memberikan pakan sekitar 30-40 kilogram per hari. Belum lagi harus memberikan nutrisi pakanan tambahan agar produksi susu melimpah.
‘’Ini kan otomatis pengeluaran ekstra dibutuhkan demi menjaga kesehatan dan kualitas susu sapi,’’’ ujar Wawan.
Sementara itu, peternak susu sapi di Kampung Nyalindung RT05/RW08, Desa Cikole, Kecamatan Lembang juga bernasib sama.
Menurut Titi, 54 tahun menuturkan, hasil produksi susu yang dihasilkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
BACA JUGA: Sanghyang Heuleut, Wisata Alami Danau Purba di Bandung Barat
Dari satu ekor sapi, biasanya mengahasilkan 12 sampai dengan 18 liter. Oleh koperasi akan dibayar sebesar Rp 3 juta. Sementara untuk pengeluaran membeli pakan sebesar Rp 2.200.000.
‘’Jadi hanya menadapat keuntungan bersih sekitar Rp800 ribu, dikalikan 6 ekor sapi,’’kata dia.