JABAR EKSPRES – Anggota DPRD Kota Bandung, Erick Darmadjaya, menilai masalah banjir di kota kembang merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Terlebih masalah banjir menahun yang sering melanda kawasan Gedebage.
Erick mengungkapkan, masalah tersebut sebagian besar berasal dari pembangunan yang dilakukan di masa lalu. Menurutnya tiap pembangunan yang dilakukan terkesan semrawut dan tidak terencana dengan baik.
Ia pun menyoroti pengelolaan kolam retensi yang dinilai kurang optimal. Menurutnya, kolam-kolam tersebut tidak diatur dengan seksama dalam hal peruntukannya dan tidak memperhitungkan siklus alam secara menyeluruh.
“(Kolam retensi) tidak diatur dengan seksama peruntukannya, termasuk tidak bekerja sama dengan siklus alam,” tulis Erick kepada Jabar Ekspres, diterima Rabu (13/11).
Terkait dengan masalah banjir di Gedebage, Erick menyarankan agar Pemerintah Kota Bandung mempersiapkan sejumlah upaya tambahan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, tidak hanya mengandalkan kolam retensi sebagai satu-satunya solusi.
Lebih lanjut, politisi dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini juga menekankan, pentingnya memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bandung sebagai salah satu solusi dalam mengatasi masalah banjir. “Ruang terbuka hijau harus ada dan diperbanyak,” tegas Erick.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung melalui Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Binamarga (SDABM), Dudi Ruswandi, mengakui bahwa kolam retensi Gedebage yang telah dibangun tidak sepenuhnya mengatasi masalah banjir di kawasan tersebut.
Meskipun efektif dalam mengurangi genangan air, kata Dudi, kolam retensi ini dinilai hanya mampu mempercepat proses surutnya genangan, bukan mencegah terjadinya banjir secara keseluruhan.
BACA JUGA: Tak Berizin dan Buang Limbah Sembarangan, PT Inti Daging Jaya di KBB Disegel
Dudi menjelaskan, saat ini kolam retensi Gedebage telah berhasil mengurangi waktu surut genangan yang sebelumnya memakan waktu lama, namun volume genangan yang terjadi masih cukup signifikan.
Menurutnya, berdasarkan perhitungan, banjir tetap bisa terjadi meskipun kolam retensi tersebut sudah berfungsi. “Tapi lamanya sudah jauh berkurang, karena surutnya jauh lebih cepat,” jelasl Dudi saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, beberapa waktu lalu.