Dampak Proyek Tol Cipularang KM 104-105, Belasan Rumah di Ciptagumati KBB Terendam Banjir

JABAR EKSPRES – Belasan rumah di Kampung Gudang, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terendam banjir pada Selasa (5/11/2024) sore.

Banjir tersebut selain merendam belasan rumah, tapi juga satu terowongan bawah tol Cipularang. Selain diakibatkan oleh cuaca buruk, banjir itu terjadi diduga terkait proyek tol Cipularang.

Berdasarkan data dari Kantor Desa Ciptagumati, sekiranya terdapat 11 rumah yang terendam banjir. Bahkan dua titik lokasi banjir sempat menyulitkan pengendara untuk melintasi karena air terus meninggi.

BACA JUGA: TKI Ilegal Asal Bandung Barat Tewas di Arab Saudi Usai Loncat dari Jendela Rumah Sakit

“Betul 11 rumah terendam, lalu banyak kendaraan motor yang mengalami kerusakan karena air memang cukup tinggi,” ujar Kepala Desa Ciptagumati, Tedi Irawan saat dihubungi, Rabu, 6 November 2024.

Tedi menilai, banjir kali ini tak separah tahun lalu. Hal ini dampak tersumbatnya gorong-gorong yang berada di tol Cipularang tepatnya di Km 104 dan 105.

“Jadi ada pendangkalan saluran air Km 104 dan 105. Debit air yang banyak karena curah hujan tinggi dan cukup lama, serta gorong-gorong agak tersumbat,” paparnya.

BACA JUGA: Agen BRILink Permudah Transaksi Keuangan di Kabupaten Empat Lawang, Menjangkau hingga Pelosok Desa

“Ketinggian air mencapai 40 sampai 60 centimeter hingga barang-barang warga jadi basah lantaran terendam,” sambungnya.

Atas peristiwa itu, lanjut Tedi, pihaknya langsung melayangkan surat pengaduan kepada pihak Jasa Marga. Hal itu dilakukan agar pihak terkait segera melakukan perawatan saluran air dengan cara pengerukan.

“Saya sering berkoordinasi, melaporkan dan bersurat resmi kepada pihak Jasa Marga terkait adanya pendangkalan saluran air di km 105-104,” tandasnya.

BACA JUGA: Cara Menghasilkan Uang Lewat Internet dengan Metode Copy Paste, Penghasilan Setara UMR!

Sementara itu, salah seorang warga, Erna Marina (45) mengatakan, rumahnya terendam banjir setinggi 40 centimeter. Menurutnya, banjir kali ini paling parah jika dibandingkan dengan tahun lalu.

“Tahun lalu sama banjir tapi nggak separah kemarin. Rumah terendam semua, perabotan pun sama terendam,” kata Erna saat dihubungi.

Ia menilai banjir semakin parah sejak adanya proyek tol Cipularang yang memindahkan alur sungai di wilayah Gudang. Pemindahan ini menyebabkan aliran sungai berkelok dan mengurangi jumlah saluran air warga menjadi satu, yang menampung air dari banyak kampung dan meluber saat hujan deras.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan