JABAR EKSPRES – Jika melihat belerang apa yang muncul di benak kita? Ya pasti sebagian orang akan membiarkannya karena takut jika terkena kulit mengelupas atau mengering. Tapi di tangan Yayan Suryana (71), belerang itu disulap jadi pupuk cair atau biasa disebut dengan sulfur yang bernilai ekonomis.
Warga Perum Baloper RT 3 RW 13, Desa Padalarang, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ini merupakan salah satu orang yang berhasil meracik belerang menjadi pupuk cair sulfur.
Yayan menjabarkan, pupuk buatannya itu berasal dari tiga bahan baku, diantaranya belerang, minyak kelapa, dan air. Semua bahan itu lalu ia campur dengan nutrisi penyubur tanaman.
“Berawal dari keluhan petani saya berpikir gimana solusinya. Karena nggak semua petani masuk dalam kriteria penerima bantuan pupuk subsidi, setelah 3 tahun lamanya akhirnya saya menemukan cara membuat pupuk cair dari limbah, minyak kelapa, dan juga nutrisi lainnya,” kata Yayan kepada wartawan, Selasa (5/11/2024).
Untuk membuat pupuk sulfur, sambung Yayan melalui berbagai macam langkah, seperti didetoksifikasi dengan cara mencampur sulfur, filit, loess, garam, dan air.
“Memproduksi pupuk sulfur cair dengan cara mencampur sulfur yang didetoksifikasi,” katanya.
BACA JUGA: Template Undangan Pernikahan Online yang Modern dan Elegan di Invitanku
Ia menilai, sulfur memiliki banyak fungsi, salah satunya menjaga pertumbuhan pada tanaman. Termasuk metabolisme nitrogen, aktivitas enzim, dan sintesis protein dan minyak.
Umumnya, tanaman yang kekurangan sulfur, lanjut dia memiliki batang yang pendek atau kurus serta daun muda (atas) menguning. Dengan kekurangan nitrogen, menguningnya daun yang lebih tua dan lebih rendah terlebih dahulu.
“Seperti di wilayah Kecamatan Saguling, komoditi timun dicoba pakai pupuk cair sulfur. Alhamdulillah subur, kebetulan saya punya lahan disana dan dicoba disana menggunakan pupuk sulfur dengan nama “Ala Japur”,” tambahnya.
BACA JUGA: PAFI Kabupaten Sarmi Bantu Pemerintah Tekan Kasus Stunting di Masyarakat
Tak hanya aman, pupuk cair sulfur yang dikenal dengan nama “Ala Japur” tersebut tak memakan biaya mahal dibanding dengan membeli bahan pembuat pupuk cair biasanya.