JABAR EKSPRES – Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Bandung, Dikky Achmad Sidik, menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung tengah berkomitmen untuk menurunkan angka stunting di daerah tersebut.
Menurutnya, target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024, sesuai dengan arahan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
“Semua stakeholder harus ikut berupaya dan berkomitmen dalam menguatkan sinergi terhadap pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Bandung. Apalagi pemerintah telah menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional,” ujar Dikky pada Jumat (1/11).
Dikky menjelaskan, berdasarkan RPJMN, target prevalensi stunting untuk tahun 2022 adalah 18,4 persen, yang kemudian menurun menjadi 16 persen pada 2023, dan ditargetkan mencapai 14 persen pada 2024.
“Untuk mencapainya, diperlukan penurunan rata-rata 3,4 persen setiap tahunnya,” katanya.
Dikky menambahkan, meskipun angka prevalensi stunting di Kabupaten Bandung menunjukkan penurunan dari 31,1 persen pada 2022 menjadi 25 persen, sayangnya, angka tersebut meningkat menjadi 29 persen pada tahun 2023.
Dirinya juga menekankan perlunya perhatian serius terhadap isu stunting di daerah ini.
“Ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yang sebesar 21,5 persen,” ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Dikky, Pemkab Bandung telah mengambil langkah strategis, termasuk membentuk tim percepatan penurunan stunting dari tingkat kabupaten hingga desa.
“Namun kita juga tetap memberikan inovasi kepada berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan Pokja PKK, dengan fokus pada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” terangnya.
Meski begitu, ia mencatat masih ada kendala yang dihadapi di lapangan, terutama terkait pemahaman tentang stunting di kalangan kepala desa dan kader.
“Kita perlu lebih banyak sosialisasi dan edukasi mengenai tugas tim percepatan penurunan stunting,” jelasnya.
Adapun untuk memperkuat koordinasi, Dikky meminta tim penurunan stunting di tingkat desa dan kecamatan untuk menyusun rencana kerja yang jelas dan melaporkan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
“Hal ini penting untuk menentukan intervensi yang tepat dalam penanganan stunting,” harapnya.
Melalui upaya bersama ini, Dikky pun optimis dapat mencapai target penurunan stunting dan meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
“Saya juga berharap melalui kita semua dapat melakukan pemetaan dan identifikasi permasalahan faktor penyebab stunting, serta menentukan intervensi program yang tepat dan akurat dalam penanganan pencegahan stunting,” tuturnya.