DLH Bandung Barat Akui Belum Miliki Data Industri yang Masih Andalkan Batu Bara

JABAR EKSPRES – Kualitas udara di Kampung Rongga, Desa Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan sekitarnya semakin buruk dalam dua bulan ini. Hal itu diakibatkan oleh pencemaran limbah batu bara dalam bentuk Flying Ash Bottom Ash (FABA).

Pada Rabu 30 Oktober 2024, pemerintah daerah baik tingkat provinsi hingga kabupaten melakukan kunjungan ke TPA Sarimukti. Selain membahas persoalan sampah, polusi udara yang diakibatkan oleh limbah B3 jenis batu bara pun turut dibahas dalam pertemuan itu.

Di Bandung Barat sendiri sumber pencemaran udara selain dari kendaraan, tapi juga berasal dari batu bara, hingga aktivitas tambang di kawasan Karst Citatah.

Kejadian tersebut memperlihatkan, selama ini tidak ada data dasar yang dipegang pemerintah terutama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandung Barat terkait sumber pencemaran udara hingga pengendalian sumber pencemar.

BACA JUGA: Endorse Situs Judi Online, DJ Hits di Bogor Terancam 10 Tahun Penjara

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat, Ibrahim Aji mengaku belum memiliki data industri yang menggunakan batu bara.

“Belum sih ini, soalnya ada yang naik ada yang turun. Belum pasti,” singkat Ibrahim Aji saat dikonfirmasi.

Disinggung terkait pengolahan khusus batu bara, Ibrahim menjelaskan, pengolahan batu bara di perusahaan swasta ada. Itupun bagi perusahaan yang sudah memiliki izin pengolahan limbah batu bara.

“Ada tapi harus punya izin juga perusahaannya,” tandasnya.

Sekedar diketahui, selama dua bulan terakhir, masyarakat Kampung Rongga, Desa Cihampelas, Kecamatam Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat terkenda dampak serius dari pencemaran udara akibat limbah batu bara dalam bentuk Flying Ash Bottom Ash (FABA) yang dibuang sembarangan di kampungnya.

Pasalnya, masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pembuangan limbah ilegal kategori bahan berbahaya dan beracun (B3) tersebut merasakan dampak kesehatan serius. Mereka mengeluhkan gangguan kesehatan, mulai dari flu hingga radang tenggorokan.

BACA JUGA: Bukti Pemerataan Layanan BRI: 1 Juta Agen BRILink Tersebar di 62 Ribu Desa

“Terhitung sudah dua bulan gundukan limbah batu bara ini dibuang di Jalan Irigasi kampung kami. Kami memohon kepada pemerintah, untuk adil dalam menyikapi masalah,” ujar salah seorang warga, Dede (65) kepada wartawan, Senin, 28 Oktober 2024.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan