Ikhtiar Pemkot Bogor Menurunkan Angka Stunting, Intervensi Langsung ke Baduta jadi Fokus Kelurahan dan Kecamatan

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menggerakan jajaran kecamatan hingga kelurahan untuk menangani stunting. Bahkan, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Bogor juga turun langsung mencari langkah terbaik intervensi stunting.

Hubungan antara sanitasi lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama dalam penanganan stunting dan program Open Defecation Free (ODF) atau bebas dari buang air besar sembarangan sangatlah penting. Hal itu ternyata berkorelasi erat.

“Pada saat ini kami mengevaluasi data stunting, ternyata stunting beririsan dengan kondisi fisik lingkungan yang kumuh. Di daerah yang ODF-nya tinggi, angka stunting juga tinggi. Makanya, pendekatan sanitasi menjadi sangat penting dalam penanganannya,” ujar Syarifah saat Evaluasi dan Monitoring TPPS di Bogor Creative Center (BCC) belum lama ini.

Dirinya menegaskan pentingnya implementasi yang konsisten dan komitmen dari seluruh perangkat daerah untuk mempercepat penanganan ODF. Oleh karena itu, Pemkot Bogor telah membentuk tim khusus percepatan penurunan ODF.

BACA JUGA: Pencemaran Udara Akibat Batu Bara yang Bikin Warga Cihampelas Bandung Barat Menderita

“Kami telah bergerak secara bertahap, dimulai dari dua kelurahan yang telah ODF, kemudian bertambah menjadi 18, dan ke depannya akan ada lebih banyak lagi kelurahan yang dibantu,” ungkapnya.

Begitu juga terkait stunting. Ekspos di hadapan semua lurah dan OPD pendampingnya. Ada dua target sasarannya.

‘’Pertama, menurunkan stunting, kedua, keluarga berisiko stunting tidak menjadi stunting alias tidak ada stunting baru,” ujar Syarifah.

Syarifah mengatakan, pada ekspos ini camat menampilkan data-data stunting berdasarkan by name by address setiap anak di bawah umur dua tahun (Baduta).

Dari data ini akan terlihat anak-anak mana yang sudah atau yang belum diintervensi, baik dari corporate social responsibilities (CSR), pemberian makanan tambahan, dan lainnya.

“Setiap anak punya persoalan kasus yang berbeda-beda. Misalnya, ada anak yang belum punya Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS, ada juga faktor risiko dari orang tua. Pendekatan ini diharapkan bisa menurunkan stunting dan mencegah stunting baru,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan