Tak Suka Basa – Basi Sebatas Seremonial, Haru Ingin Bangun Ekosistem Ekonomi Kreatif Bandung

JABAR EKSPRES – Calon Wali Kota Bandung Haru Suandharu ingin bangun ekosistem ekonomi kreatif Bandung. Itu untuk menggenjot kesejahteraan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Gagasan itu disampaikan saat mengunjungi sejumlah produsen boneka di Kampung Babakan Caringin, Sukajadi, Sabtu (26/10). Iapun dicurhati para pelaku usaha.

Aci misalnya, sejauh ini yang menjadi kendala produsen adalah soal permodalan. “Masalah yang utama kami adalah modal,” kata perempuan yang dikenal dengan Aci Boneka itu.

BACA JUGA: Calon Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu Bahas Masalah Pertanian Bersama Tokoh Masyarakat Sumedang

Aci melanjutkan, dukungan akses modal dari pemerintah tentu menjadi angin segar bagi produsen. “Yang jelas modal dengan bunga ringan, atau kalau bisa tanpa bunga,” harapnya.

Menurut Aci, dulunya ada sekitar 40 produsen boneka di kampung itu. Tapi kini tinggal kurang dari 5 orang yang bertahan.

Produsen boneka yang telah memulai usaha sejak 1989 itu menambahkan, harapan lain adalah soal pemasaran. Ia sempat ikut event pemasaran yang biasa dilaksanakan Pemkot Bandung. Seperti Pasar Kreatif yang dilangsungkan di sejumlah pusat perbelanjaan.

BACA JUGA: Dendam Gagal Terbalaskan, Penabur Cirebon Kembali Jadi Jawara DBL West Java Championship

Baginya hal itu cukup positif, meski penjualan tidak maksimal tapi cukup membantu dalam mengenalkan produk. “Ya bisa ditinggkatkan lagi,” ujarnya.

Merespon hal tersebut, Haru Suandharu menguraikan, di Kota Bandung ini sebenarnya punya potensi besar terkait industri kreatif. Ataupun potensi UMKMnya.

Di beberapa titik juga memiliki ciri khas usaha. Misalnya Cibaduyut dengan kerajinan sepatu, Cibuntu dengan tahunya, Binong dengan rajut ataupun Cigondewah dengan sentra kainnya. Beberapa di antaranya juga telah diluncurkan Pemkot Bandung sebagai kampung wisata kreatif.

BACA JUGA: Tekan Angka Pengangguran, Ahmad Syaikhu akan Membuka 3 Juta Lapangan Pekerjaan se-Jawa Barat

Haru menuturkan, pihaknya sebenarnya kurang begitu suka dengan program yang cenderung seremonial tapi kurang menyentuh kebutuhan masyarakat. “saya termasuk yang enggak suka ya dengan program yang basa-basi, hanya ngasih judul doang,” cetusnya.

Haru menjanjikan bahwa pihaknya lebih ingin memberikan kebijakan yang langsung menyentuh kebutuhan. Misal terkait para pelaku usaha kreatif, UMKM, ataupun seperti para produsen boneka.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan