Menggeliatkan Ekonomi Baru Sektor Pariwisata di Jawa Barat, Contoh Potensi dan Tantangannya

JABAR EKSPRES – Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Kaduela, Kabupaten Kuningan terbilang sukses mengelola Telaga Biru Cicerem. Itu bisa menjadi salah satu inspirasi untuk menggeliatkan pertumbuhan ekonomi baru sektor pariwisata di Jawa Barat. Sektor yang punya potensi besar tapi baru sumbang 3,2 persen PDRB.

Telaga Biru Cicerem adalah salah satu objek wisata ikonik di Kabupaten Kuningan. Yakni wisata alam berupa situ atau telaga yang memiliki luas sekitar 2,7 hektar. Air telaganya jernih, memiliki warna perpaduan hijau dan biru.

Kawasan di Kecamatan Pesawahan itu telah dilengkapi berbagai wahana wisata yang bisa dinikmati pengunjung. Mulai dari ayunan yang tepat di atas telaga, kolam terapi ikan, hingga perahu yang mengelilingi telaga.

Di telaga itu juga hidup berbagai jenis ikan dengan ukuran yang tidak kecil. Ikan – ikan itu makin mempercantik pemandangan jika ingin mengabadikan momen di atas ayunan. Fasilitas umumnya juga lengkap dan terawat. Seperti toilet, tempat parkir, hingga musala. Tiket masuk ke objek wisata itu juga terjangku. Hanya di Rp 15 ribu.

Sejak 2019, objek wisata di ketinggian sekitar 315 mdpl itu mulai dikelola secara mandiri oleh Bumdes. “Sebelum itu masih bebas, PKL jualan sendiri tanpa ditata, parkir juga tidak terkelola,” jelas Direktur Bumdes Iim Ibrahim, Minggu (20/10).

Iim melanjutkan, berbekal modal seadanya, Bumdes kemudian bergerak menata kawasan itu. Hingga akhir 2020, hampir semua kawasan berhasil dikelola.

BACA JUGA: Aplikasi Tesla Energy Disebut Sebagai Pengganti Robotaxi Tesla yang SCAM, Benarkah Bisa Balikin Modal?

Percontohan Transaksi Digital pakai QRIS

Pengelolaan objek wisata itu juga tumbuh mengikuti perkembangan zaman. Tak terkecuali terkait transaksi digital atau penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Sejak pertengahan 2023 lalu, kawasan tersebut juga didapuk jadi percontohan pariwisata yang menerapkan ekosistem literasi keuangan inklusif. Hasil kolaborasi pengelola, Bank Indonesia Cirebon, dan beberapa stakeholder lain.

Di tempat itu, pengunjung dapat melakukan pembayaran dengan memanfaatkan QRIS. Mulai dari pembayaran tiket masuk, tiket wahana, hingga transaksi di warung Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang berada di kawasan tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan