JABAR EKSPRES – Penerapan teknologi nyamuk aedes aegypti ber-Wolbachia bakal kembali dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Saat ini tengah dicanangkan bisa terealisasi di Kecamatan Kiaracondong.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bandung, Anhar Hadian optimis, penerapan teknologi Nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia tersebut berjalan dengan sukses. Sama halnya yang dialami Kecamatan Ujungberung.
“Kami optimis kegiatan ini bisa berhasil di Kiaracondong, sebagaimana yang sudah berjalan di Ujungberung,” ungkap Anhar seusai On Job Training (OJT) Implementasi Teknologi Wolbachia, pada Rabu (23/10).
“Respon dari tokoh masyarakat dan aparat kewilayahan (Kecamatan Kiaracondong) sangat positif,” imbuhnya.
Menurutnya, program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menekan kasus demam berdarah (DBD). Diketahui bahwa hingga kini masih tinggi di Kota Bandung.
Kota Bandung menjadi salah satu kota di Indonesia yang dipilih untuk melaksanakan pilot project teknologi Wolbachia. “Tantangan yang kita hadapi adalah ketersediaan telur nyamuk Wolbachia,” jelas Anhar.
Berdasarkan data yang dihimpun, Kota Bandung tercatat sebagai wilayah dengan angka kasus DBD tertinggi di Jawa Barat yaitu dengan 7.148 kasus. Anhar berharap melalui Wolbachia, angka ini dapat ditekan, bahkan mencapai zero DBD di masa depan.
Dia merincikan, nantinya di Kiaracondong akan melibatkan peran “Orang Tua Asuh”, yaitu rumah-rumah yang akan menjadi tempat penyimpanan ember berisi telur nyamuk Wolbachia, sebagai bentuk partisipasi aktif warga.
“Namun dengan dukungan masyarakat dan koordinasi yang baik, kami yakin program ini bisa berjalan lancar,” pungkasnya.