Tinggal Belasan Tahun di Gubuk Reyot, Lansia ini Dibuat Bahagia Polres Cimahi

JABAR EKSPRES – Anih (75), warga Kampung Cuhcur, Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) memiliki kisah hidup yang memprihatinkan.

Bagaimana tidak, lansia yang hidup dengan satu orang anak berusia 37 tahun itu tinggal di sebuah gubuk reyot selama belasan tahun.

Menurut dia, selama 15 tahun Anih tinggal di gubuk reyot yang terbuat dari bambu dan beratap bocor. Ketika hujan, tempat tinggalnya kerap mengalami kebocoran bahkan terancam roboh. Selama itupun, mereka tak pernah tersentuh bantuan.

Bahkan jika hujan datang, Anih bersama anak bungsunya terpaksa harus pindah ke teras depan lantaran atap ruang kamar dan tengah bocor. Langkah itu juga diambil agar dirinya bisa menghindari potensi plafon rubuh karena kayu penyangga telah lapuk di makan usia.

BACA JUGA: Pemkot Bandung Soroti Timbulan Sampah di Kawasan Pasar Tradisional

“Kondisi rumah memang sudah hancur. Apalagi kalau hujan bocor dimana-mana. Makanya kalau ada hujan dan angin saya suka diam di pekarangan karena lebih aman. Atapnya juga kan sudah lapuk, Itu juga sudah banyak diganjal. Bahkan beberapa kali ganjalnya sempat menimpa saya,” tutur Anih saat ditemui, Selasa (5/10/2024).

Lokasi rumah itu berada di tengah perkebunan singkong dan berdekatan dengan tempat pemakaman umum. Bangunan itu memiliki 2 kamar, satu ruang tengah dan dapur dengan tungku perapian berbahan kayu.

Selain atap yang sudah bocor, dinding bilik bambu gubuk itu telah rapuh. Lantai dari papan juga terlihat bolong-bolong karena keropos. Rumah itu telah beberapa kali disurvei oleh pemerintah hingga peserta pemilu untuk dijanjikan perbaikan. Namun hingga kini bangunan tersebut tak pernah disentuh perbaikan.

“Memang kita kan sudah mengajukan perbaikan dari 15 tahun lalu. Nah ada beberapa juga survei sampai di foto-foto juga tapi sampai sekarang belum ada perbaikan,” jelasnya.

BACA JUGA: SMAN 1 Cicalengka Bandung Terapkan Kurikulum Nasional dengan Sistem Paket, Akomodir Minat dan Potensi Siswa

Anih menerangkan dirinya telah menempati gubuk tersebut selama 30 tahun. Semasa suaminya masih hidup rumah tersebut masih terawat karena tiap ada kerusakan langsung diperbaiki. Namun sejak, sang suami meninggal dirinya tak sanggup melakukan perbaikan apalagi hal itu harus memerlukan biaya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan