JABAR EKSPRES – Delapan tahun lamanya warga Dago Elos terdampak sengketa lahan. Lalu pada Senin (14/10) kemarin ialah ujung perjuangan mereka. Koordinator Forum Dago Melawan, Angga menyebut, konflik agraria butuh ketahanan yang sangat kuat.
“Perjuangan ruang hidup atau konflik agraria itu bukan konflik yang bisa dilakukan jangka waktu cepat. Gak bisa ini satu kali pukul lalu beres. Dibutuhkan kesatuan yang solid, ini bisa dibuktikan hingga hari kemarin,” sebut Angga kepada Jabar Ekspres, Selasa (15/10).
Lantas pada setiap kemenangan kecil, warga Dago Elos tidak segan-segan untuk merayakan. Hal tersebut menjadi penguat sekaligus kampanye memperjuangkan hak atas tanah mereka. Tanah yang sudah menjadi tempat tinggal bernaung selama puluhan tahun.
“Mengapa pula kita selalu melakukan aksi kampanye-kampanye kita? Kemudian kampanye tragedi Agustus, lalu pelaporan, serta kehadiran staf presiden datang ke lokasi? Ini bukti bahwa tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin,” tegas Angga.
BACA JUGA:Kemenangan Nyata Warga Dago Elos, Muller Cs Divonis 3 Tahun Penjara
“Warga untuk sampai dengan hari ini masih bersuka cita atas euforia kemenangan kecil kami. itu biarkan secara organik agar jadi bara semangat bagi warga bahwa tidak ada hal sia-sia dari perjuangan,” imbuhnya.
Adapun kini untuk merayakan kemenangan, warga Dago Elos terus lakukan aktivasi publik di tanah yang secara resmi terbebas dari sengketa lahan tersebut. Baik itu melakukan acara maupun syukuran atas kemenangan.
“Bahkan kita pun memanfaatkan dengan aktivasi ruang kembali di Dago Elos. Lalu mengadakan acara tadi malam, lalu sekarang untuk publik. Saat ini terus kami lakukan,” jelasnya.
Selain itu, menurut Angga, perjuangan warga Dago Elos sekaligus bisa dijadikan contoh bagi siapapun yang tengah memperjuangkan hak atas tanah mereka. Termasuk melawan para sindikat tanah dan kesewenang-wenangan.
“Mudah-mudahan bisa menjadi contoh bersama bahwa perjuangan tidak ada yang sia-sia. Bahwa kita bisa dapatkan hasil yang berprogres,” pungkasnya.