JABAR EKSPRES – Timbulan sampah di Kota Bandung diklaim masih dalam jumlah normal. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memastikan, kondisi kritis tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB), tak begitu berdampak pada timbulan sampah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung, Salman Faruq. Menurutnya kondisi normal itupun dapat terlihat di sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS). Nihil dari tumpukan timbulan sampah.
“Alhamdulillah tidak ada (peningkatan). Masih 1.500-1.700 ton per hari. Itu angka dari timbulan sampah. Tidak ada kenaikan. Saya tidak mendapatkan laporan kenaikan,” ungkap Salman kepada Jabar Ekspres, Senin (7/10).
“Ritase pun masih normal. Itu dengan kondisi semua (tidak ada penumpukan sampah) di TPS dan jalan. Termasuk di titik-titik objek vital, kemudian sampah sesuai rute masih diangkut. Masih normal, kita mencoba untuk pengolahan sampah mandiri,” imbuhnya.
Adapun saat ini pihaknya tengah fokus menekan ritase sampah harian yang dikirim ke TPA Sarimukti. Hal tersebut diharapkan rampung sebelum 1 Desember 2024. DLH Kota Bandung bakal menargetkan pengurangan dari menjadi 140 ritase per hari.
Salman merincikan, sementara itu Kota Bandung per hari mengirimkan 172 ritase sampah ke TPA Sarimukti. Apabila diakumulasikan ke dalam tonase, angka ritase itu menyentuh 993 ton sampah.
“Nah Kota Bandung diharapkan 140 ritase per hari. Maka kita harus mengurangi 32 rit per hari. Kita coba petakan potensi ritase dari beberapa sektor terutama beberapa wilayah klaster,” rincinya.
“Kami akan mendorong TPS3R itu. Harapan bisa mengolah satu ton per hari. Sehingga berdampak ke tonase harian. Nah dua TPST di Nyengseret dan Tegallega harapan bisa beroperasi di Oktober ini. Harapan kami bisa berjalan,” sambung Salman.
Selain itu masyarakat diimbau turut menekan tonase sampah harian. Termasuk warga yang belum menjalankan pengolahan sampah secara mandiri. Sejumlah metode pengolahan sederhana bisa dilakukan warga Bandung.
“Banyak metode. Salah satunya komposting. Lalu untuk anorganik bisa disetorkan ke bank sampah juga. Yang memang harus dibuang itu hanya sampah residu. Sehingga pengurangan sampah ke TPA bisa terjadi,” pungkasnya.