JABAR EKSPRES – Tempat Pembuangan Sampan Akhir (TPA) Sarimukti tengah alami masa kritis. Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) lantas menargetkan pengurangan volume sampah yang dikirim ke tempat pembuangan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi menuturkan, pengurangan ritase sampah ditargetkan mulai pada 1 Desember 2024. Menurutnya, pengurangan ritase sampah dari 172-176 rit per hari ditargetkan menjadi 140 rit.
“Sejak tahun 2020, kita telah melihat tren penurunan jumlah sampah yang dikirim ke TPA. Pada tahun 2023, rata-rata kita mengirim 212 rit per hari,” tutur Dudy kepada wartawan, baru-baru ini.
BACA JUGA: Perludem Sesalkan Kurangnya Sosialisasi Pemasangan Alat Peraga Kampanye
“Dan tahun ini hingga September sudah turun menjadi 176 rit per hari. Ini menunjukkan bahwa strategi yang sudah berjalan memberikan hasil yang positif,” imbuhnya.
Dia menambahkan, pengurangan ritase sampah harian tersebut pentin dilakukan. Pasalnya upaya itu dapat memperpanjang usia pakai TPA Sarimukti, yang saat ini mengalami kondisi kritis.
TPA Sarimukti, yang awalnya direncanakan untuk mendapatkan zona perluasan pada Juni 2024, mengalami kendala dan diperkirakan baru bisa dilakukan perluasan pada tahun 2025.
BACA JUGA: Yayasan Bhakti Bela Negara Gelar Festival, Menu Lokal untuk Generasi Sehat
“Ini perlu menjadi perhatian agar bisa menjalankan skenario mengurangi dari 170 ke 140 rit. Sekurang kurangnya 32 rit,” tandasnya.
Diketahui bahwa TPA tersebut sudah overload hingga 1000 persen, dan jika tidak ada pengurangan sampah dari sumber. Bahkan umur TPA tersebut akan habis pada Maret 2025.
Menanggapi hal tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota Bandung, A. Koswara, menilai pentingnya melembagakan sistem pengelolaan sampah ini secara permanen, agar tidak kembali pada kondisi darurat.
BACA JUGA: Penting Untuk Ojol, Ini Tips Aman Berkendara untuk Pengemudi Ojek Online
“Sistem ini harus menjadi bagian dari ekosistem perkotaan yang berkelanjutan. Kita harus memikirkan solusi jangka panjang agar Bandung menjadi kota ramah lingkungan,” ucapnya.
Lantas pihaknya juga mendorong kerja sama yang lebih erat dalam pengolahan sampah. Termasuk melibatkan berbagai pihak dalam pengurangan dan pemilahan sampah.