JABAR EKSPRES – Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bakal berlangsung selama 34 hari di Kota Bandung. SSGI bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi balita. Meliputi stunting, wasting, underweight dan overweight serta determinannya.
Hal tersebut dicanangkan pihak Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK). Nantinya, data yang dihasilkan akan menggambarkan berbagai indikator terkait status gizi balita yang dapat digunakan sebagai dasar penyusunan kebijakan.
Kepala Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluraga Berencana, (DPPKB) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari mengungkapkan, pelaksanaan SSGI tahun ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Kesehatan dengan Sucofindo.
BACA JUGA: Solusi Memanusiakan Pedagang Saat Nguriling Pasar dari Dokter Rayendra
“Pelaksanaan survei di Kota Bandung akan dilaksanakan sekitar Oktober sampai November 2024, pada 82 blok sensus di 81 kelurahan yang tersebar di 30 kecamatan (1 blok sensus 5-10 rumah tangga),” ungkap Kenny di Balaikota, Rabu (2/9).
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun pihaknya, hingga saat ini angka prevalensi stunting di Kota Bandung mengalami penurunan yang signifikan.
Hasil survei mencatat, dari tahun 2019-2023, Survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGI) tahun 2019 : 28.12 persen, tahun 2021 : 26.40 persen, tahun 2022 : 19,40 persen dan 2023 : 16,3 persen.
BACA JUGA: Tanda-Tanda TXR Trading akan Kabur, Hati-Hati Sebelum Terlambat!
“Berdasarkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), target prevalensi stunting tahun 2024 adalah 14 persen,” imbuhnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara menambahkan, diperlukan data yang valid agar rencana aksi yang akan disusun dalam upaya percepatan penurunan stunting sesuai dan tepat sasaran.
“Harapannya semoga tim bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Bandung. Saya juga mohon dukungan dari OPD (Organisasi Perangkat Daerah) untuk bisa membantu kerja sama,” tambahnya.
BACA JUGA: Mahasiswi ITB Ditemukan Tewas di Kamar Kosnya, Diduga karena Sakit
Lalu pihaknya pun meminta, selama survei berlangsung, enumator mampu turut memberikan rekomendasi kepada Pemkot Bandung, bidang apa saja yang harus ditingkatkan serta dibenahi untuk pencegahan stunting.
“Selain angka (penurunan) itu pentingnya rekomendasinya, jadi bidang atau bagian mana yang harus ditingkatkan. Contohnya pemberian obat, supaya kita tepat sasaran,” pungkasnya.