Soroti Tingginya Angka Perceraian dan Stunting, Pemkot Cimahi Perkuat Pendampingan Pra-Nikah

CIMAHI, JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Cimahi soroti tingginya angka perceraian dan masalah stunting di kalangan keluarga. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pendampingan bagi calon pengantin.

Program pendampingan ini melibatkan calon keluarga yang telah dilatih sebelumnya, dengan harapan mempercepat penurunan angka stunting di Kota Cimahi.

“Kita ingin semua calon pengantin mendapat bimbingan dan pendampingan, terutama bagi keluarga yang berisiko stunting,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Fitriani Manan pada awak media di Pemkot Cimahi, Selasa (1/10/24).

Menurutnya, program ini menyasar calon pengantin agar mereka dalam kondisi sehat sebelum memulai kehidupan rumah tangga.

BACA JUGA:KPU Cimahi Tegaskan Aturan Pemasangan APK: Pohon Masuk Zona Larangan

Selain itu, Fitriani menyebutkan, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk memberikan pembinaan ketahanan keluarga dan kesehatan reproduksi.

“Dalam program ini, kami memastikan calon pengantin menjalani pemeriksaan kesehatan, termasuk screening hemoglobin (HB). Jika HB rendah, misalnya di bawah 11, maka akan ada pendampingan medis seperti pemberian tablet tambah darah untuk mengurangi risiko melahirkan anak stunting,” tambahnya.

Pemkot Cimahi juga berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terkait HIV, hepatitis, dan sifilis. Jika sertifikat kesehatan dikeluarkan, calon pengantin akan diarahkan ke puskesmas untuk pemeriksaan lanjutan.

Tidak hanya itu, Pemkot Cimahi juga meluncurkan aplikasi inovatif bernama Kelambi Catin (Kelas Pembinaan Online Calon Pengantin).

BACA JUGA:Antisipasi Pasang APK Sembarang, Satpol PP Kota Bandung Optimalkan Kinerja Panwaslu

Fitriani menjelaskan, aplikasi ini dirancang untuk memfasilitasi calon pengantin yang kesulitan menghadiri pertemuan tatap muka karena berbagai alasan, seperti pekerjaan atau berada di luar kota.

“Ada banyak yang tidak bisa hadir dalam pembinaan tatap muka. Oleh karena itu, kami buat aplikasi Kelambi Catin, di mana calon pengantin bisa mendapatkan pembinaan agama dan kesehatan reproduksi secara online,” jelasnya.

Melalui aplikasi ini, lanjut Fitriani, calon pengantin juga diberikan materi tentang stunting dan pentingnya kesehatan reproduksi. Setelah menyelesaikan tes awal dan tes akhir, mereka akan terhubung langsung dengan Elsimil (Elektronik Nikah dan Siap Hamil) yang dikeluarkan oleh BKKBN.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan