JABAR EKSPERS – Setelah berakhirnya masa tanggap darurat gempa bumi di Kabupaten Bandung dari 18 September hingga 1 Oktober 2024 lalu, pemerintah daerah kini memasuki fase transisi pemulihan.
Pjs. Bupati Bandung, Dikky Achmad Sidik, menegaskan bahwa pelayanan dasar masyarakat, seperti kesehatan dan pendidikan, akan tetap menjadi prioritas dalam masa pemulihan ini.
“Pelayanan dasar, termasuk pendidikan, harus tetap berjalan dengan baik. Para pengungsi yang kembali ke rumah masing-masing harus dipastikan keamanannya. Jangan sampai mereka kembali ke rumah yang belum layak huni,” ujar Dikky, Selasa (1/10).
Dikky menjelaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan penilaian dan verifikasi terhadap rumah-rumah yang rusak akibat gempa.
“Kita masih ada beberapa kegiatan yang harus segera diselesaikan, salah satunya adalah verifikasi kerusakan rumah dan infrastruktur yang akan diusulkan ke BNPB,” jelasnya.
BACA JUGA: Sebanyak 41 Orang Keracunan Nasi Kotak di Cianjur
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Uka Suska Puji Utama, mengatakan bahwa posko komando di Kertasari akan tetap beroperasi selama 30 hari ke depan untuk mengkoordinasikan bantuan dan penanganan lebih lanjut.
“Kami masih menerima bantuan logistik, baik dari masyarakat maupun relawan. Posko ini akan terus beroperasi selama masa transisi,” kata Uka.
Uka juga mengungkapkan bahwa BNPB siap memberikan bantuan uang sewa bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat.
“Insya Allah, Pemkab Bandung bersama BNPB akan memperhatikan kebutuhan masyarakat yang rumahnya rusak berat, termasuk bantuan uang sewa,” tambahnya.
Selain itu, kata Uka, perwakilan BMKG menyebutkan bahwa hingga saat ini telah terjadi 39 gempa susulan setelah gempa utama.
BACA JUGA: Kondisi Rumput Si Jalak Harupat Masih Bagus Pasca Konser Sheila On 7, Tapi Sampah Berserakan
“Gempa susulan terakhir terjadi pada 24 September dengan magnitudo 2,8. Meskipun gempa susulan sudah meluruh, potensi gempa tetap ada karena proses pergerakan sesar memerlukan waktu untuk mencapai keseimbangan,” jelasnya.
BMKG juga memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, mengingat musim hujan akan segera tiba.
“Kami tidak merekomendasikan masyarakat untuk tetap tinggal di tenda. Lebih baik memanfaatkan bangunan yang masih kokoh karena musim hujan dapat membawa dampak negatif seperti angin kencang dan penyakit,” tutupnya.