Ternyata ada 3 Macam Bentuk Hati Manusia Saat Menerima Bisikan Setan, Ini Penjelasannya

Kedua unsur ini akan saling mempengaruhi dan saling menggoda sehingga hati akan cenderung mengikuti unsur yang lebih kuat, terkadang terjatuh kepada kehidupan dan terkadang jatuh kepada penyakit, senantiasa berubah-ubah sesuai dengan kemampuan hati.

Terkadang berada dalam ketaatan dan kebaikan, di lain waktu malah terjatuh ke dalam maksiat dan dosa.

Kedua unsur hati ini akan saling tarik-menarik. Apabila hati yang sehat memenangkan pertarungan maka muncul kehidupan hati, hati akan hidup penuh kecintaan, keimanan, keikhlasan dan tawakal kepada Allah.

Meskipun bersama dengan ini masih tetap ada dorongan unsur kematian hati, sehingga hati menjadi sakit, tidak bisa tunduk dan ikhlas seutuhnya.

Sebaliknya, apabila unsur hati yang mati memenangkan pertarungan maka dalam hati akan membangkitkan kehidupan unsur kematian hati berupa rasa kecintaan, ketamakan, kesombongan dan sikap bangga diri yang berasal dari hawa nafsu dengan disertai masih adanya takut dan keimanan kepada Allah.

Meskipun sangat kecil sehingga masih menyisakan perseteruan terus-menerus sehingga menyebabkan hati sakit, tidak murni sehat atau mati.

Sahabat Hudzaifah berkata, Saya mendengar Rasulullah bersabda:

تُـعْـرَضُ الْـفِـتَـنُ عَلَـى الْـقُـلُـوْبِ كَالْـحَصِيْـرِ عُـوْدًا عُوْدًا ، فَـأَيُّ قَـلْبٍ أُشْرِبَـهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْـتَـةٌ سَوْدَاءُ ، وَأَيُّ قَـلْبٍ أَنْـكَـرَهَا نُـكِتَ فِـيْـهِ نُـكْتَـةٌ بَيْضَاءُ ، حَتَّىٰ تَصِيْـرَ عَلَـىٰ قَـلْبَيْـنِ : عَلَـىٰ أَبْـيَـضَ مِثْـلِ الصَّفَا ، فَـلَا تَـضُرُّهُ فِـتْـنَـةٌ مَـا دَامَتِ السَّمٰـوَاتُ وَالْأَرْضُ ، وَالْآخَرُ أَسْوَدُ مُـرْبَادًّا ، كَالْكُوْزِ مُـجَخِّـيًا : لَا يَعْرِفُ مَعْرُوْفًـا وَلَا يُـنْـكِرُ مُنْكَـرًا ، إِلَّا مَا أُشْرِبَ مِنْ هَوَاهُ.

Fitnah-fitnah itu menempel ke dalam hati bagaikan lembar tenunan, seutas demi seutas. Maka hati siapa saja yang menyerapnya, niscaya hatinya akan timbul noktah hitam. Adapun hati yang mengingkari fitnah, niscaya akan tetap bersih. Hati akan menjadi dua; hati yang putih seperti batu yang halus lagi licin, tidak membahayakan baginya selama masih ada langit dan bumi. Adapun bagi hati yang terkena noktah hitam, maka sedikit demi sedikit akan menjadi hitam legam bagaikan belanga yang tertelungkup (terbalik), tidak lagi mengenal yang ma’ruf (baik) dan tidak mengingkari kemungkaran, kecuali jika hal itu berkaitan dengan keinginan hawa nafsunya.” (HR. Muslim: 144)

Jadi, dalam hal ini Imam Ibnul Qayyim tidak membahas sehat atau sakitnya hati dalam kacamata kesehatan. Beliau lebih menekankan kebersihan hati secara umum, sehingga bisa jadi orang yang mengalami gangguan kesehatan hati dalam tinjuan kacamata kesehatan, dapat dikatakan sehat hatinya dalam pengertian ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan