Bakal Dibangun pada Tahun 2024, Proyek Pembangunan Rusun Cisaranten Binaharapan Molor

JABAR EKSPRES – Pilot Project kerjasama pemerintah dan badan usaha (KPBU) Rusun Cisaranten Binaharapan molor dari rencana awal. Sampai saat ini, belum terlihat adanya aktifitas pembangunan di proyek yang berlokasi di Jalan Golf Raya Blok A, No 5, RW 10 tersebut.

Padahal, proyek kerjasama yang di gagas oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung bersama Kementerian PUPR tersebut direncanakan bakal mulai di bangun pada Tahun 2024, dan diestimasikan tahap pertama dapat di huni pada 2025.

Di tanah seluas 3,2 hektar itu rencananya bakal dibangun sebanyak lima tower dengan total 1879 unit. Jumlah keseluruhan tersebut sudah termasuk 8 unit difable dengan menggunakan skema SKBG yaitu kepemilikan atas unit sarusun di atas barang milik negara, dengan jangka waktu tertentu dengan sasaran Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Apabila mengacu pada realitas yang terlihat di lapangan, proyek pembangunan Rusun Cisaranten Binaharapan diprediksi belum bisa dieksekusi dalam waktu dekat. Hal ini mengacu pada kondisi proyek yang masih banyak diisi bangunan liar dan pohon-pohon besar.

BACA JUGA: Sulap Lahan Kosong Jadi Wisata, Desa Pasirnanjung Sumedang Manfaatkan Potensi untuk Dorong Pemberdayaan dan Ekonomi Lokal

Hal itu pun diperkuat oleh keterangan salah satu pelaku usaha di dekat proyek tersebut, yakni Andini (34). Menurutnya, belum pernah sekalipun dirinya melihat aktifitas yang mengarah kepada proses pembangunan. Tetapi diakuinya, masyarakat yang membangun hunian di sekitar lahan itu sudah mulai mengosongkan tempat tinggalnya.

“Belum pernah yah, gatau juga kalau bakal dibangun rusun. Selama ini sepi gak ada kendaraan besar lewat kaya mau ngebangun gitu, tapi emang rumah kaya yang didepan itu mulai di hancurin dan di jual,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (30/9)

Menurutnya, apabila terdapat proses pembangunan di wilayah tersebut pastinya langsung diketahui oleh warga sekitar. Kendati demikian, dirinya pun memastikan bahwa tanah tersebut memang dimiliki Kementerian PUPR.

“Kalau ngebangun mah keliatan, logikanya pasti banyak mobil besar kan, ini mah gak ada. Belum lagi jalan masuknya juga banyak tumbuhan liar, tinggi-tinggi lagi, jadi gak mungkin mobil bisa masuk,” ujarnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan