Namun, yang membuat keindahan Renaissance begitu mengesankan adalah kemampuannya untuk melampaui estetika fisik. Ada kedalaman spiritual dan filosofis dalam setiap karya, di mana simbolisme dan alegori digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tentang moralitas, keagungan ilahi, dan kondisi manusia.
“Konsep Reimmaginare Renaissance sendiri adalah sebuah upaya untuk menghidupkan kembali, atau bahkan mendefinisikan ulang, nilai-nilai estetika dan filosofis yang ada dalam periode Renaissance dalam konteks seni kontemporer,” tutur Ari.
Reimmaginare Renaissance lanjut Ari, tidak sekedar mengulang atau mereplikasi karya dari masa lalu, tetapi berupaya untuk melihat bagaimana esensi dari keindahan Renaissance dapat diwujudkan dalam perkembangan dunia seni yang terus berubah.
Dalam pengertian ini, Reimmaginare Renaissance, menggabungkan pencapaian artistik dari masa lalu dengan wawasan dan interpretasi kontemporer. Menciptakan karya-karya yang bukan hanya penghormatan kepada tradisi, tetapi juga perkembangan yang relevan dengan zaman sekarang.
“Pameran ini bertujuan untuk menggugah kesadaran kita akan pentingnya keindahan yang tidak hanya tampak di permukaan, tetapi juga menembus hingga ke esensi terdalamnya. Dengan menggabungkan warisan klasik dan pendekatan kontemporer, kami berharap dapat menciptakan dialog yang dinamis antara masa lalu dan masa kini,” jelas Ari.
Ari menambahkan, ketiga pameran ini dihadirkan sebagai sanjungan kepada keindahan dalam segala bentuk dan maknanya. Melalui karya-karya yang terinspirasi oleh Renaissance.
Pihaknya berharap dapat menciptakan pengalaman yang menginspirasi dan menggugah dalam merayakan warisan keindahan yang abadi, menghidupkan kembali esensi keindahan Renaissance dalam dunia yang terus berkembang ini. (*)