24 Kali Terjadi Gempa Susulan, Pemkab Bandung Rencanakan Status Tanggap Darurat

JABAR EKSPRES – Pasca gempa 5,0 Magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Bandung pada Rabu (18/9), Pemerintah Kabupaten Bandung berencana akan menetapkan status tanggap.

Bupati Bandung, Dadang Supriatna, menjelaskan keputusan ini diambil untuk memperlancar distribusi bantuan kepada korban melalui dana Belanja Tak Terduga (BTT).

Pihaknya pun segera mengadakan rapat gabungan dengan Forkopimda untuk memutuskan status tersebut.

“Kita akan segera melakukan rapat dengan Forkopimda terkait status tanggap darurat agar anggaran bisa segera diluncurkan,” kata Dadang pada Rabu.

BACA JUGA:Utamakan Kesehatan Warga, Gubernur Jabar Tegaskan Pentingnya Tanggap Darurat di Kertasari

Adapun rencana penetapan status darurat akan berlangsung selama dua minggu, dari 18 September hingga 2 Oktober 2024.

“Semua kepala dinas terkait akan dipanggil untuk menyusun strategi penanganan bencana ini,” tambahnya.

Tak hanya itu, Dadang juga mengimbau kepada warga di sekitar Kecamatan Kertasari untuk segera menuju tempat evakuasi yang telah disediakan oleh tim.

“Imbauan sementara ini kita menyiapkan tempat evakuasi. Saya sarankan bagi warga penduduk di sekitar Kecamatan Kertasari kalau bisa langsung ke tempat evakuasi yang sudah disediakan oleh tim,” kata dia.

BACA JUGA:Akibat Gempa di Kabupaten Bandung, BPBD Jabar Sebut 491 Rumah Terdampak dan 81 Orang Terluka

Sudah 24 Kali Terjadi Gempa Susulan

Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung, Teguh Rahayu mengatakan hingga pukul pulul 14.00 WIB sudah terjadi 24 kali di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Adapun kemungkinan terjadinya gempa susulan masih berpotensi terjadi. Meski, ia tidak memungkiri potensi terjadi gempa dengan magnitudonya relatif lebih kecil.

“Kemungkinan gempa susulan masih berpotensi terjadi, dan masyarakat diminta waspada pada potensi ini,” ujarnya.

Rahayu juga meminta agar masyarakat tidak termakan hoaks atau isu yang tidak benar yang nantinya akan merugikan.

“Kalau ada yang menginformasikan akan terjadi itu pasti tidak benar, karena gempa belum bisa diprediksi,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan