JABAR EKSPRES, BANDUNG – Kasus rentenir masih tercatat ada ribuan kasus. Hal ini dibeberkan Satuan tugas (Satgas) Anti Rentenir Kota Bandung. Berdasarkan data per Januari – Juli 2024, ada sekira 1.146 kasus rentenir yang masuk dalam aduan.
Ketua Satgas Anti Rentenir, Saji Sonjaya menuturkan, temuan kasus tersebut adalah yang dapat dicatat pihaknya. Adapun tidak menutup kemungkinan angka kasusnya lebih banyak ketimbang laporan yang masuk.
“Pengaduan pun sifatnya pasif. Kami menunggu. Kadang tidak semua warga Bandung melaporkan. Banyak faktor tidak mengadu,” ungkap Saji kepada Jabar Ekspres, Jumat (13/9).
“Kalau ibarat (fenomena) gunung es. Kalau lihat lagi lebih ke dalam. Kayaknya banyak juga yang terjerat pinjol (pinjaman online) dan rentenir. Selain mereka korban yang terdata dan mengadu ke kami,” imbuhnya.
BACA JUGA:Soal Perselisihan Ojol dan Opang, Pengamat Sorot Transportasi Permukiman di Bandung
Kendati demikian, angka yang dicatat pihaknya tahun ini diklaim menurun apabila dibandingkan pada 2023. Berdasarkan data Satgas Anti Renter Kota Bandung, sepanjang tahun lalu ada sekira 2.400 sampai Desember.
“Sementara itu, angkanya itu (lebih banyak) yang terjadi adalah peningkatan waktu jaman pandemi tahun 2021. Itu ada 3.669 lebih kasus. Pandemi. Itu dari pengaduan via call center,” sambung Saji.
Guna mencegah angka itu kian meningkat, dirinya mengaku bahwa Satgas Anti Rentenir lakukan sejumlah upaya. Seperti diantaranya mensosialisasikan dan aktif memberi pendampingan korban rentenir atau pinjol.
“Tentu itu semua ada dampak dari supply and demand. Masyarakat butuh dana dan cepat. Bank ada jaminan. Pinjol memudahkan. Kadang masyarakat tidak berpikir bagaimana membayarnya,” pungkasnya.