Kondisi Bangunan SDN Cilaku Sumedang Memprihatinkan, Siswa Terpaksa Ikuti KBM Bergantian

JABAR EKSPRES – Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilaku, di wilayah Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung kondisinya memprihatinkan.

Bagaimana tidak, di SDN Cilaku para peserta didiknya terpaksa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara bergantian.

Kepala SDN Cilaku, Ade Gestiani mengatakan, bergilirnya KBM bukan tanpa alasan. Hal itu disebabkan karena terbatasnya ruangan belajar.

“Jadi kita bagi dua, ada jam sekolah pagi dan ada jam sekolah siang,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/9).

Gestiani menerangkan, untuk total ruangan belajar di SDN Cilaku, jumlahnya ada tujuh tapi satu di antaranya tidak diaktifkan. Sebab kondisinya rusak dan dikhawatirkan membahayakan siswa.

“Karena tidak memungkinkan digunakan untuk KBM, akhirnya digunakan menjadi gudang. Padahal dulunya memang ruang belajar, itu masih ada papan tulis terpasang,” terangnya.

BACA JUGA:Soal RUU Wantimpres, Ini Tanggapan Sufmi Dasco

Selain itu, Gestiani menjelaskan, kondisi kelas alias ruang belajar yang kini digunakan menjadi gudang itu, telah rusak sekira 24 tahun atau sejak tahun 2000 lalu.

“Upaya permintaan untuk ada pembangunan sekolah, atau perbaikan ruang belajar kita sudah mengusulkan ke Sumedang, namun belum ada kabar (kapan akan ada eksekusi pembenahan),” jelasnya.

Gestiani mengungkapkan, tak hanya kurang dan rusaknya ruang belajar, namun kondisi SDN Cilaku makin memprihatinkan dengan akses jalan yang belum diaspal.

“Toilet juga keropos, mulai rusak dan kurang nyaman digunakan siswa. Kalau hujan di jalan gang menuju sekolah pasti becek,” ungkapnya.

Padahal, lokasi SDN Cilaku berdekatan dengan perumahan-perumahan, namun akses jalan menuju sekolah terasa kurang nyaman digunakan siswa.

BACA JUGA:Ditangguhkan, Warga Pelihara Landak Jawa di Bali jadi Tahanan Rumah

Melalui pantauan Jabar Ekspres, ruang belajar SDN Cilaku yang rusak dan tak terpakai hingga dijadikan gudang itu, atapnya langsung menampakkan susunan genteng.

https://jabarekspres.com/wp-content/uploads/2024/09/WhatsApp-Image-2024-09-12-at-22.57.12-scaled.webp

Kayu-kayu penyangga menghiasi langit-langit ruangan. Tumpukan meja dan bangku siswa, tersusun hingga berdebu menandakan lama tak tersentuh.

Papan tulis masih terpajang di tembok bagian depan ruang belajar, menandakan pada masanya alias 24 tahun lalu, ada aktivitas para siswa yang mengikuti KBM sebelum akhirnya kelas tersebut rusak dan tak terpakai.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan