Post-Teater Eka Nusa Pertiwi: Pengalaman Teater Unik di mana Penonton Bebas Beraksi

Salah satu aktor, Moch Wail, memainkan perannya dengan bantuan cahaya dari ponsel penonton. Pertunjukan ini menekankan interaksi aktif antara penonton dan pemeran, sejalan dengan konsep Post-Teater yang dikembangkan Eka sebagai bagian dari tesisnya.

“Post-Teater hadir sebagai eksperimen yang menggali cara baru untuk mengartikulasikan dan menanggapi realitas yang semakin terfragmentasi,” ujar Eka.

BACA JUGA: Tiga Pasangan Bakal Calon Wali Kota Cimahi Dinyatakan Fit dan Layak untuk Berhelat di Pilkada 2024

Pertunjukan Post-Teater ini melibatkan sejumlah aktor lainnya, termasuk Eko Bambang Wisnu, Wanggi Hoed, dan Nida Hanifah. Pementasan ini juga diawasi oleh dosen-dosen ISBI Bandung, seperti Arthur S. Nalan dan Ipit S. Dimyati, serta pengamat pertunjukan Kedung Darma Romansha. Tim penguji tesis Eka terdiri dari Jaeni, Benny Yohannes, dan Afrizal Malna.

“Post-Teater melibatkan kru dan penonton sebagai co-creator sekaligus performer, terinspirasi dari konsep Audience as Performer yang diperkenalkan oleh Caroline Heim. Semua yang hadir, baik kru maupun penonton, terlibat aktif mulai dari pra-pertunjukan hingga pasca-pertunjukan,” ungkap Eka.

Pementasan ini mengeksplorasi berbagai isu kontemporer, seperti dominasi perusahaan besar dalam ekonomi global, penyebaran berita palsu di media sosial, konflik Palestina, potensi budaya lokal sebagai kekuatan ekonomi global, serta regenerasi pengrajin tradisional yang hampir punah.

BACA JUGA: BPBD Sumedang Respons Peringatan BMKG Soal Potensi Gempa Megathrust

Isu lain yang diangkat adalah kritik terhadap industri fast fashion, dampaknya terhadap lingkungan dan buruh, serta ancaman robotisasi dan kecerdasan buatan (AI).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan