JABAR EKSPRES – Badan Penanggulan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat (BPBD Jabar) mengaku saat ini tengah mewaspadai ancaman puncak musim kemarau tahun 2024.
Pasalnya dalam puncak musim kemarau tahun ini, Pelaksana Harian (Plh) Kepala BPBD Jabar Anne Hermadianne Adnan menyebut bahwa diprediksi akan memicu berbagai fenomena atau dampak seperti kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan.
“(Bulan) Agustus ini merupakan puncak musim kemarau sehingga dapat memicu berbagai fenomen seperti kekeringan, karhutla (kebakaran hutan dan lahan), kurangnya air bersih, hingga gagal panen,” ucapnya Sabtu (31/8).
BACA JUGA: Selain Lyodra, Ini Deretan Artis yang Akan Tampil di Summarecon Mall Malam Nanti
Selain menyiapkan langkah antisipasi, Anne mengaku ada beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat dalam mencegah fenomena atau dampak dari musim kemarau kali ini.
Ia menjelaskan, salah satu yang bisa dilakukan oleh masyarakat yakni dengan cara membuat penampungan air di sekitar pekarangan rumah.
“Ini untuk memenuhi kebutuhan,” ucapnya.
BACA JUGA: Komisi V Beri Catatan Penting Pendidikan di Jabar, Salah Satunya Soal Plt Kepala Sekolah
Maka dengan adanya hal tersebut, Anne berharap dampak puncak musim kemarau tahun ini bisa diantisipasi atau dicegah salah satunya dengan cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat.
“Jadi masyarakat nanti bisa membuat penampungan air hujan di sekitar pekarangan rumah,” imbuhnya.
Sebelumnya, dampak musim kemarau seperti kekeringan hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Jawa Barat saat ini dikabarkan terus meluas.
BACA JUGA: 4 Daftar Nama Bakal Calon Wali Kota Bandung 2024 Sudah Daftar ke KPU
Bahkan berdasarkan data yang dilihat dari halaman resmi Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, hingga tanggal (27/8) kemarin, dampak musim kemarau seperti kekeringan kini telah tercatat sebanyak 7 kejadian, dan untuk karhutla sebanyak 51 kejadian.
Menanggapi kejadian ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin mengaku pihaknya terus melakukan antisipasi terutama di lahan pangan.
“Memang sudah ada dampaknya, saya sudah minta ke kepala dinas tanaman pangan untuk memperhatikan betul karena saya dengar, banyak petani yang tidak melakukan panen sekarang,” ujarnya saat ditemui di Gedung Sate Bandung, Selasa (27/9) kemarin.(San).