JABAR EKSPRES – Angka perceraian di Jabar masih terbilang tinggi. Kanwil Kemenag Jabar bakal mengoptimalkan fungsi Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) untuk menekan hal itu.
Kakanwil Kemenag Jabar Ajam Mustajam menguraikan, di Jabar ini angka pernikahanya terbanyak se Indonesia tapi di sisi lain angka perceraiannya juga tinggi. Tercatat pada 2021 total ada 346.484 pernikahan, lalu 2022 ada 336.912 pernikahan dan 2023 ada 317.715 pernikahan.
Sedangkan angka perceraian di 2021 tercatat ada 98.088 perceraian, 2022 ada 113.643 dan 2023 ada 102.208 perceraian. “Nikah tinggi tapi perceraian juga tinggi,” tuturnya.
Ajam melanjutkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan pasangan keluarga harus menempuh jalur cerai. “Macam macam, mulai dari persoalan ekonomi hingga masalah internal itu sendiri,” cetusnya.
BACA JUGA: Inovasi IPB University Ciptakan Alat Ukur Hemoglobin Tanpa Suntik
Pada aspek ekonomi misalnya, kebutuhan hidup tinggi tapi pekerjaan tidak mampu mencukupi. Ujungnya membuat keluarga tertekan hingga memaksa pada perceraian.
Masalah ekonomi itu juga bisa berujung pada pengambilan jalan pintas yang justru menimbulkan masalah baru. Misalnya dengan pinjaman online atau judi online. Jalan pintas itu ternyata malah membuat keluarga makin terjerat.
Bisa juga dari tekanan ekonomi membuat pasangan tersulut untuk melakukan KDRT. Ujung pangkalnya juga bisa pada perceraian.
Ajam menambahkan, ada sejumlah strategi yang bakal dilakukan untuk menekan angka perceraian itu. Salah satunya dengan mengoptimalkan lagi peran BP4.
BACA JUGA: Keren! Kini Pengunjung Pasar Cigombong Bogor Bisa Bayar Pakai QRIS
Gerak dan fungis BP4 haru lebih maksimal. Sehingga angka perceraian itu benar-benar bisa ditekan. “Itu (BP4.red) ada di seluruh KUA,” tuturnya.
Diharapkan pasangan memiliki komitmen tinggi sebelum menjalin pernikahan. Keterbukaan antar pasangan jadi penting, termasuk visi atau tujuan dalam membangun keluarga.(son)
