Jika yang keluar dari lisan dan komentarnya hanyalah ucapan-ucapan kotor, sumpah serapah, celaan, hinaan, makian, maka itulah cerminan kualitas isi hatinya.
Yahya bin Mu’adz rahimahullahu Ta’ala berkata: “Hati itu bagaikan periuk dalam dada yang menampung isi di dalamnya. Sedangkan lisan itu bagaikan gayung. Lihatlah kualitas seseorang ketika dia berbicara. Karena lisannya itu akan mengambil apa yang ada dari dalam periuk yang ada dalam hatinya, baik rasanya itu manis, asam, segar, asin (yang sangat asin), atau selain itu. Rasa (kualitas) hatinya akan tampak dari perkataan lisannya.” [Hilyatul Auliya’, 10: 63]
Baca juga : Mengenal Ciri-ciri Istiraj Agar Kamu Lebih Waspada Pada Kenikmatan yang Menjebak
Sebagian orang bersikap ceroboh dengan tidak memperhatikan apa yang keluar dari lisan dan komentar-komentarnya apalagi saat curhat di medsos.
Padahal, bisa jadi ucapan lisan itu akan mencampakkan dia ke jurang Neraka sejauh jarak timur dan barat. Contohnya, dalam hadis Jundab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
Pada suatu ketika ada seseorang yang berkata: “Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Sementara Allah Ta’ala berfirman: “Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas namaKu bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si fulan dan telah menghapus amal perbuatanmu.” [HR. Muslim no. 2621]
Hamba tersebut, yang rajin beribadah, hapuslah seluruh amalnya hanya karena satu kalimat atau satu ucapan yang ceroboh tersebut.
Maka benarlah bahwa keselamatan itu adalah dengan menjaga lisan. Sahabat Uqbah bin ‘Aamir radhiallahu ‘anhu bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah keselamatan itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
أَمْسِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
“Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu membuatmu merasa lapang (artinya: betahlah untuk tinggal di rumah), dan menangislah karena dosa-dosamu.” [HR. Tirmidzi no. 2406, shahih)
Betapa banyak kita ceroboh saat curhat di medsos dengan memposting, berkomentar di sana sini, namun tulisan-tulisan itu berbuah penyesalan, kemudian kita pun harus sibuk klarifikasi sana-sini, sibuk mencari-cari alasan agar bisa dimaklumi, juga sibuk meminta maaf atas perasaan saudara dan teman yang terluka atas komentar dan ucapan kita. Sesuatu yang harusnya tidak terjadi ketika kita selalu menimbang dan berpikir atas setiap ucapan dan komentar yang hendak kita ucapkan dan tuliskan.