JABAR EKSPRES – Debit air Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendekati di bawah batas normal akibat musim kemarau. Bahkan di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang mengering kini berubah menjadi lahan pertanian.
Berdasarkan data dari PR PLN Indonesia Power UBP Saguling, tinggi muka air Waduk Saguling saat ini berada di 636 meter, sementara batas bawah adalah 625 meter. Artinya penurunan muka air di lokasi tersebut mendekati batas bawah normal.
“Namun secara pola operasi waduk tahunan, kondisi Tinggi Muka Air Waduk ini masih dalam Batas Operasi Normal Waduk Saguling. Dalam pengoperasian PLTA, tiap bulan UBP Saguling berkoordinasi dengan 3 pengelola waduk, BMKG, PLN P2B, dan BBWS selaku regulator dalam forum TKPBKC,” kata Manager Sipil dan Lingkungan UBP Saguling, Prajamukti Ediatmaja, saat dikonfirmasi, Jumat (23/4/2024).
Akibat kondisi penurunan itu, dikatakan Prajamukti operasional PLTA ikut berpengaruh terutama dalam jumlah pengoperasian turbin.
BACA JUGA: Cara Edit Video AI Hug Tren TikTok 2024, Foto Digabung Bisa Berpelukan
Namun lanjut dia, dalam rapat internal, disepakati kondisi ketersediaan air yang ditentukan berdasarkan rencana produksi UBP Saguling dan 2 PLTA lainnya dengan memperhatikan kebutuhan pengairan di Waduk Jatiluhur.
“Saat ini terdapat 4 turbin di PLTA Saguling dengan status 2 turbin beroperasi normal dan 2 turbin dalam masa pemeliharaan periodik. Untuk pola pembebanan pengoperasian mengikuti kebutuhan sistem kelistrikan,” paparnya.
Menurutnya, penurunan muka air waduk disebabkan kondisi curah hujan turun kerena masuk musim kemarau. Tercatat, debit air masuk ke Waduk Saguling saat ini 34.2 meter kubik per detik. Sedangkan di puncak musim hujan debit air masuk ke waduk capai 157 meter kubik per detik.
Namun demikian, berdasarkan rencana tahunan operasi Waduk Saguling, kondisi saat ini masih dalam batas operasi normal. Batas Operasi Normal bulan Agustus berada pada kisaran 634 meter.
BACA JUGA: Kapan Tayang Drakor DNA Lover Episode 3, Benarkah DNA Bisa Mengungkap Rahasia Takdir
“Saat kondisi puncak hujan debit yang masuk di waduk dapat mencapai 157 meter kubik per detik sementara musim kemarau adalah 18.51 meter kubik per detik. Kondisi realisasi debit saat ini adalah 34.2 meter kubik per detik,” tutur Prajamukti.