JABAR EKSPRES – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta masyarakat untuk tidak panik dengan informasi potensi terjadinya gempa di zona megathrust dengan magnitudo 8,7 di Selat Sunda.
Diketahui, wilayah Bandung Raya terdapat patahan atau Sesar Lembang yang berada di utara Kota Bandung. Sesar aktif ini berpotensi menimbulkan gempa bumi dengan skala magnitudo 6,8 hingga 7.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPBD Kabupaten Bandung Barat, Meidi mengatakan getaran gempa megathrus dapat dirasakan di semua wilayah termasuk Jawa Barat.
Namun begitu, masyarakat yang tinggal di kawasan sesar tidak perlu cemas dan takut, tetapi harus lebih meningkatkan mitigasi.
BACA JUGA:Potensi Gempa Megathrust Hantui Masyarakat, BMKG: Bukan Berarti Segera Terjadi
“Berdasarkan informasi yang dikeluarkan BMKG bahwa ada potensi megathrust di Mentawai dan Selat Sunda. Tapi masyarakat tidak perlu panik dan cemas,” ujar Meidi saat dikonfirmasi, Rabu (21/8/2024).
Untuk Bandung Barat, Meidi memastikan, pemerintah akan terus memantau kondisi sesar Lembang berkoordinasi dengan instansi dan pihak terkait.
“Berdasarkan informasi dan data yang kami miliki, Sesar Lembang ini harus diwaspadai. Artinya masyarakat boleh takut tapi punten saya mohon dengan sangat, jangan ketakutan,” katanya.
Ia menjelaskan, titik nol Sesar Lembang berada di Desa Bojong Koneng Kecamatan Ngamprah hingga ujung timur di Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang dengan panjang 29,5 km.
BACA JUGA:DPR Disebut akan Kembalikan Ambang Batas Pilkada: Putusan MK Harus Dituangkan ke PKPU!
“Atas dasar data yang ada sama saya, sedar tetap bergerak ke kiri dan ke kanan serta ke dalam. Jadi mohon maaf, saya harus bicara dan menganalisa secara pahit, tidak manis, itu bisa terjadi kapan saja,” jelasnya.
Selain melakukan mitigasi, ia meminta masyarakat terutama umat muslim terus berdoa agar kejadian yang ditakutkan itu tidak sampai terjadi.
“Harapan semua ini jangan sampai terjadi, ya kalau itu terjadi, saya tidak bisa membayangkan seperti apa nanti dampaknya. Baik nyawa, ekonomi hancur, bukan hanya KBB termasuk juga wilayah Bandung Raya,” ucap Meidi.