JABAR EKSPRES – Jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) KBB 2024, dukungan maupun arah politik sudah ditentukan oleh sebagian organisasi dan lembaga masyarakat. Bahkan di antaranya sudah menyatakan dan mendeklarasikan dukungan kepada pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati.
Namun lain halnya dengan koalisi lima serikat pekerja di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka justru mengambil langkah sebaliknya, yakni memilih bersikap netral tidak mengarahkan pilihan pada para kandidat paslon bupati dan wakil bupati Bandung Barat.
Koordinator Koalisi Lima, Dede Rahmat mengatakan keputusan tersebut telah disepakati oleh 5 pimpinan serikat pekerja di Kabupaten Bandung Barat.
“Sudah sepakat tidak akan mendukung ataupun mendeklarasikan salah satu paslon bupati dan wakil bupati Bandung Barat,” ujar Dede kepada wartawan, Rabu (21/8/2024).
Dede menilai, Bacalon Bupati Bandung Barat yang menyatakan maju di Pilkada 2024 tidak memiliki visi dan misi serta komitmen terhadap perjuangan buruh di daerah.
Jika berkaca pada Pilkada satu dekade yang lalu, organisasi pekerja menjadi salah satu elemen penting dalam setiap momen kontestasi politik. Namun kali ini momen tersebut menurut Dede hanya dimanfaatkan demi kepentingan dan tujuan para paslon untuk meraup suara tinggi.
“Contohnya saat ini di Bandung Barat, PHK terus menerus terjadi. Sekarang merambat adanya dampak dari Permendag nomor 8 tentang barang import. Artinya perlindungan dan kesejahteraan para buruh belum diupayakan secara optimal,” jelasnya.
Ia menambahkan, koalisi lima serikat pekerja terdiri dari SPN, FSPMI, SBSI 92, GOBSI, serta KEP SPSI. “Kelima serikat ini dalam waktu dekat akan melakukan deklarasi bahwa kami tidak akan mendukung para calon bupati yang tidak memiliki visi dan misi maupun komitmen terhadap buruh,” tandasnya.
Sekedar diketahui, rumor yang beredar saat ini, sedikitnya akan ada lima pasangan calon bupati yang akan meramaikan Pilkada Bandung Barat, paslon itu sebut saja.
Sebut saja, Didik Agung Triwiyono (PKS) dan Gilang Dirga (Partai Demokrat), Abdul Harris Bobiho (Partai Gerindra dan Jeje Richie Ismail (PAN), Edi Rusyandi (Partai Golkar) dan Gitalis Dwi Natarina (PKB), Hengky Kurniawan (PDIP) dan Ade Sudrajat (Partai NasDem), serta Paslon perseorangan Sundaya dan Aa Maulana.