Strategi pemasaran Deni pun berkembang seiring waktu. Awalnya, ia hanya memanfaatkan grup WhatsApp untuk memasarkan produknya ke komunitas dan rumah-rumah di sekitar Kelurahan Leuwigajah.
Kini, Deni telah bekerjasama dengan beberapa supermarket besar seperti Transmart di Cimahi, Buah Batu, dan Gatot Subroto Kota Bandung melalui komunitas hidroponik Cimahi.
Namun, kerjasama ini tidak datang tanpa syarat. Menurut Deni, supermarket selalu menuntut 3K: Kualitas, Kuantitas, dan Kontinyuitas.
“Dari segi kualitas, alhamdulillah sudah diterima dengan baik. Untuk sayuran oriental seperti kangkung, pakcoy, bayam, dan sosin, kami bisa menjualnya dengan harga sekitar Rp8.000 hingga Rp10.000 per 250 gram,” terang Deni.
Walaupun bisnisnya terus berkembang, Deni masih memiliki harapan besar bagi pemerintah untuk memberikan subsidi pupuk hidroponik, yang hingga kini belum tersedia.
BACA JUGA: Sidang Perkara Pidana Duo Muller Berlanjut, Warga Dago Elos Bersiap-siap
“Saya berharap ke depannya ada subsidi untuk pupuk hidroponik. Ini akan sangat membantu petani seperti saya untuk terus meningkatkan produksi,” harap Deni.
Kini, dengan modal awal hanya sekitar Rp. 2 juta, Deni mampu memanen sayuran dalam waktu 25 hingga 30 hari, dengan omzet mencapai Rp. 5 juta per bulan.
Kendati masih banyak tantangan di depan, Deni optimis bahwa masa depan usahanya akan semakin cerah dengan dukungan yang ia terima dari berbagai pihak. (Mong)