JABAR EKSPRES – Sukses tidak datang dalam sekejap, melainkan dari perjalanan panjang penuh tantangan. Itulah yang dialami Deni Hendiyani (42), seorang pelaku usaha hidroponik sayuran yang kini dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di Cimahi.
Berlokasi di Jalan Kihapit Timur No.35 RT.05 RW.08, Kel. Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, hampir 10 tahun Deni jatuh bangun dalam membangun bisnisnya dari nol, dengan berawal dari hobi bercocok tanam hingga meraih kesuksesan yang ia nikmati saat ini.
Perjalanan Deni di dunia hidroponik dimulai pada tahun 2014, ketika ia hanya mencoba-coba bercocok tanam di pekarangan rumahnya. Ketertarikannya semakin besar setelah mengikuti pelatihan dari petani hidroponik nasional.
Dari situ, Deni menemukan jalan hidup baru yang membuatnya semakin yakin untuk menekuni usaha ini.
BACA JUGA: Tak Sengaja Senggol Motor Lain, Seorang Pria Jadi Korban Penusukan di Majalaya Bandung
“Setelah ikut pelatihan itu, saya jadi lebih percaya diri untuk terjun di hidroponik. Dukungan yang saya terima benar-benar mendorong saya untuk serius,” ungkap Deni saat ditemui Jabar Ekspress, Selasa (20/8).
Tidak hanya berhenti pada pelatihan, Deni kemudian diundang oleh instansi pendidikan untuk memberikan pelatihan hidroponik. Hal ini membuka peluang baru baginya, terutama dalam hal membangun jaringan dengan lembaga pendidikan.
“Sampai sekarang, saya tetap memberikan edukasi mulai dari TK hingga universitas. Mereka bahkan sudah menjadi mitra saya,” tambahnya.
Namun, perjalanan Deni tidak selalu mulus. Salah satu kendala terbesar yang ia hadapi di awal adalah ketidakpastian dalam membuat peracikan nutrisi bagi tanaman hidroponik.
BACA JUGA: Alami Cidera, Ilkay Gundogan Resmi Gantung Sepatu dati Timnas Jerman
“Awalnya saya masih bimbang dalam membuat nutrisi, dan terkadang hasil panen tidak terserap pasar. Tapi, saya tetap berusaha dan membagikan hasilnya ke tetangga,” kenang Deni.
Meski penuh rintangan, pandemi COVID-19 justru membawa berkah tersendiri bagi bisnis hidroponik Deni. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengonsumsi makanan segar meningkat drastis, sehingga permintaan sayuran melonjak tajam.
“Saat pandemi, permintaan sayuran segar sangat tinggi sampai-sampai stok saya tidak cukup. Alhamdulillah, sekarang dari yang dulu hanya kalangan menengah ke bawah, sekarang kalangan menengah ke atas pun sudah menjadi pelanggan tetap,” jelasnya.