JABAR EKSPRES – Dalam beberapa waktu terakhir, publik dikejutkan oleh tampilan awal Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menyerupai kelelawar.
Bangunan ini menuai kritikan karena tampilannya yang berwarna hitam legam, jauh dari ekspektasi masyarakat akan keindahan lambang negara Garuda.
Baca juga : Rute Uji Coba Kereta Tanpa Rel di IKN pada 10 Agustus 2024
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, memberikan klarifikasi mengenai desain dan proses perubahan warna bangunan ini.
Basuki menjelaskan bahwa Istana Garuda akan mengalami perubahan warna melalui proses oksidasi, yang akan mengubah warnanya menjadi hijau seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali.
Menurut desainer Istana Garuda, Nyoman Nuarta, bangunan ini dilapisi dengan cairan khusus yang memungkinkan perubahan warna setelah terkena oksidasi.
“Kalau menurut Nyoman Nuarta, nanti kalau kena oksidasi itu akan jadi hijau seperti GWK. Itu kan perunggu yang akan dikenai cairan, nanti dia beroksidasi menjadi lebih hijau,” jelas Basuki dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Sekretaris Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/24).
Meskipun demikian, Basuki mengakui bahwa durasi proses oksidasi ini tidak bisa dipastikan dengan tepat, namun ia menegaskan bahwa prosesnya akan serupa dengan yang terjadi pada GWK.
Konsep Desain Istana Garuda
I Nyoman Nuarta, sebagai desainer utama Istana Garuda, menjelaskan bahwa bangunan ini dirancang bukan hanya sebagai landmark, tetapi juga sebagai simbol sinergi antara seni, sains, dan teknologi.
Nuarta menyebut Istana Garuda sebagai karya seni pertama di dunia yang berfungsi sebagai istana presiden.
“Tidak hanya berhenti pada landmark sebuah kawasan, tetapi lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia,” terang Nuarta.
Secara teknologis, Istana Garuda memanfaatkan teknologi pembuatan patung yang telah dipatenkan, dengan struktur kerangka baja dan cangkang dari tembaga, kuningan, galyalum, serta kaca.
Proses oksidasi tembaga dan kuningan akan menghasilkan warna hijau tosca yang matang.
Burung Garuda raksasa ini dirancang dengan bentangan sayap sepanjang 177 meter dan tinggi 77 meter.