JABAR EKSPRES, BANDUNG – Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jabar menekankan bahwa program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) jadi prioritas dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025. Itu sebagai upaya dalam menghadirkan hunian yang layak kepada masyarakat.
Kepala Dinas Perkim Jabar Indra Maha menyebutkan, sedikitnya ada sekitar 960an hektar kawasan kumuh yang masuk dalam wilayah Provinsi Jabar. “Kawasan kumuh itu hampir ada di seluruh kota kabupaten di Jabar,” terangnya saat ditemui di Gedung Sate, Selasa (6/8).
Indra melanjutkan, baik pemerintah provinsi maupun kota kabupaten juga memiliki komitmen kuat dalam menuntaskan masalah kawasan kumuh itu. Program perbaikan rutilahu jadi salah satu strategi dalam menekan kawasan-kawasan tersebut. “Semangatnya sama dengan kota kabupaten adalah menuntaskan kawasan kumuh di 2030,” imbuhnya.
Indra menambahkan, dalam eksekusinya, pemprov maupun kota kabupaten tentu mempertimbangkan berbagai aspek. Salah satunya kapasitas anggaran daerah.
BACA JUGA:Mulai Kaji Program Makan Gratis, Ini Kata Bey Machmudin
Seperti untuk 2025 misalnya, saat ini kan masih dalam pembahasan. Karena momentumnya juga tengah pembahasan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) APBD 2025. “Yang jelas program perbaikan rutilahu masuk prioritas, karena itu salah satu solusi untuk kawasan kumuh,” tambahnya.
Untuk 2024 sendiri, Dinas Perkim Jabar juga telah menyiapkan program perbaikan rutilahu untuk masyarakat. Jumlahnya sekitar 2.600 unit. Dengan porsi anggaran tiap unit adalah Rp20 juta.
Di sisi lain, masih banyak warga Jabar yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2023, persentase rumah tangga di jabar yang menempati rumah layak huni ada di angka 54,17 persen. Angkanya memang naik jika dibanding 2022 yang ada di angka 53,37 persen.
BACA JUGA:Kritisi PP Soal Penyediaan Alat Kontrasepsi bagi Pelajar, Arzeti: Hati-hati jadi Racun Perusak Anak!
Tapi jika dicermati, jumlah itu juga menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Jabar yang tinggal di rumah yang tidak layak huni. Atau masih ada 45,83 persen.
Angka persentase rumah tangga yang menempati rumah layak huni itu tentu masih miris jika dibandingkan dengan beberapa provinsi di Pulau Jawa. Jabar memang unggul dari DKI Jakarta yang persentasenya hanya 38,80 persen.