Diduga Gara-gara Sengketa Lahan, Warga di Padalarang Tutup Permanen Jalan Gang

JABAR EKSPRES – Seorang warga nekat menutup permenanen sebuah Jalan Gang di Kampung Poswetan, Desa Kertamulya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), dengan tembok setinggi 3 meter.

Akibatnya Jalan Gang Rahayu tak bisa dilewati lagi oleh warga Kampung Poswetan yang tinggal di RT 02 RW 12.

Selain tak bisa dilewati oleh warga, anak-anak yang akan ke sekolah pun terpaksa harus memutar lebih jauh. Mereka yang biasanya membutuhkan waktu singkat kini harus memutar sekitar 200 meter menggunakan jalan lain.

Gang Rahayu ini akses alternatif yang menghubungkan antara 2 jalan beberapa jalan di wilayah itu, pertama dekat ke sekolah dasar (SD), kedua akses menuju jalan utama ke Pasar Tradisional Tagog Padalarang pebih dekat. Apalagi warga yang akan menggunakan angkutan umum harus menggunakan gang tersebut.

BACA JUGA: Kenalkan Sosok Sendi Fardiansyah, NasDem Kota Bogor Perkuat Konsolidasi Bersama Pemuda Pancasila

Yendra, warga Kampung Poswetan membenarkan kondisi tersebut. Bahwa seorang warga bernama Marietje membangun tembok hingga menutup Jalan Gang Rahayu.

Warga pun sempat mengadukan hal tersebut kepada RT, RW dan Kepala Desa (Kades). Pasalnya penutupan jalan ini dilakukan Marietje pada Sabtu (3/8) malam.

“Udah dua hari ini tertutup, dan ini akses pemting warga kerena bisa mengganggu perekonomian. Selain itu anak-anak SD juga yang mau sekolah lewat sini karena lebih cepat,” ujarnya kepada wartawan, Minggu (4/8/2024).

Ia pun tidak mengetahui pasti alasan Marietje membangun tembok tersebut. Yendra menduga penutupan jalan itu dilakukan akibat sengketa lahan.

BACA JUGA: Hasil Forensik Mengungkap Misteri Dua Jenazah yang Sudah jadi Kerangka di Komplek Tanimulya Bandung Barat

“Mungkin ada konflik dengan warga di RT 4, dan RT 1. Tapi jangan sapai nutup jalan gini enggak elok,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua RT 02 Sugimin mengatakan, tak tahu pasti alasan Marietje memasang tembok hingga menutup Gang Rahayu.

“Belum tahu persoalannya apa, hanya ada konflik yang saya dengar dengan warga di RT lain. Harusnya jangan sampai menutup seperti ini, mau itu tanah miliknya atau bukan. Tapi ini akan berdampak kepada semua warga di Kampung Poswetan,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan