Dua Kali Ungguli Ngatiyana dalam Survei, Peluang Dikdik Direkomendasikan DPP Golkar jadi Bacawalkot Cimahi Semakin Terbuka

”Hasilnya, Dikdik masih unggul atas Ngatiyana. Melalui simulasi Top of Mine calon wali kota yang berjumlah 16 orang, Dikdik mendapatkan 27,5 persen dan Ngatiyana 12,0 persen,” paparnya.

Sementara pada simulasi semi terbuka 13 calon, Dikdik meraih 34,4 persen dan Ngatiyana 18,1 pesen. Kemudian dilakukan juga simulasi empat nama bakal calon wali kota, hasilnya Dikdik mendapat 44,0 persen sedangkan Ngatiyana 21,50 persen.

”Sementara ketika simulasi head to head atau simulasi denga dua nama calon wali kota, pak Dikdik memperoleh 54,1 persen dan pak Ngatiyana 30,3 persen,” tuturnya.

Sedangkan saat simulasi pasang calon dengan empat pasang Dikdik mendapat 44,8 persen sedangkan Ngatiyana 21,50 persen. Kemudian, pada simulasi tiga pasangan Dikdik memperoleh 50,2 persen dan Ngatiyana 26,20 persen.

”Kami juga melakukan simulasi jika terjadi dua pasangan calon Dikdik mendapat 56,3 persen dan Ngatiyana hanya memperoleh 28,9 persen,” sebutnya.

Budhi mengaku, jika melihat hasil dua kali survei yang sudah dilakukan, maka nama Dikdik Suratno Nugrahawan selalu unggul dari calon dan pasangan lainnya. Sehingga besar kemungkinan rekomendasi Partai Golkar akan jatuh kepada Dikdik sebagai bakal calon wali kota.

”Tapi kewenangan rekomendasi ada di DPP Partai Golkar. Jadi kita tunggu saja pada awal atau pertengahan Agustus nanti siapa yang bakal direkomendasikan. Kalau SK dari DPP sudah turun pasti akan kita umumkan,” tandasnya.

Sementara itu, menanggapi hasil survei yang dilakukan Partai Golkar, Ketua Tim Pemenangan Dikdik Suratno Nugrahawan, Muhya Hadian mengaku sangat gembira. Terlebih nama calon yang dijagokannya unggul mutlak dibandingkan figur lain.

Apalagi Muhya menilai jika data yang disampaikan DPD Partai Golkar Cimahi sesuai fakta bukan hasil rekayasa. Dia pun optimis jika Dikdik yang akan direkomendasikan Golkar dan bisa menang di Pilkada Cimahi nanti.

”Saya yakin (menang) karena angka survei itu dilakukan saat beliau (Dikdik) masih terkekang oleh status ASN, tapi sudah unggul. Apalagi ketika nanti Pa Dikdik menanggalkan ASN-nya dan fokus kerja politik, kami yakin angkanya bisa naik lagi hingga lebih dari 58 persen,” katanya. (ziz)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan