Antisipasi Kekeringan, Wamentan Genjot Pompanisasi di Wilayah Bandung Barat

JABAR EKSPRES – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono menyebut pertanian di Kabupaten Bandung Barat (KBB) terancam mengalami kekeringan. Hal itu imbas dari puncak musim kemarau yang diprakirakan terjadi di bulan Juli hingga Agustus mendatang.

Menurutnya, musim kemarau ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan para petani padi terutama di wilayah Kecamatan Cihampelas, Bandung Barat yang selalu bergantung pada air hujan untuk mengairi lahan persawahan mereka.

“Pertanian di wilayah Cihampelas yang kini tidak lagi teraliri air lantaran saluran irigasi mati,” ujar Sudaryono saat meninjau kondisi pertanian di Kecamatan Cihampelas, Sabtu (27/7/2024).

Ia menilai, irigasi yang berada di wilayah Kecamatan Cihampelas berbama Leuwikuy merupakan itigasi tertua. Saat ini kondisi Leuwikuy mengalami sedimentasi cukup tinggi dan berkurangnya debit air dari wilayah hulu.

BACA JUGA:Bawaslu Jabar Temukan 61 Ribu Data Pemilih Meninggal Selama Pengawasan Coklit Tahap Dua

“Kondisinya sudah saya lihat. Tapi yang namanya normalisasi irigasi tidak bisa selesai besok,” katanya.

Karena itu, dikatakan Sudaryono kawasan persawahan di Kecamatan Cihampelas ini harus diintervensi sarana pengairan untuk mendorong kemandirian pangan daerah. Pasalnya, matinya irigasi tersebut membuat keberlangsungan pertanian padi di wilayah tersebut cukup lambat. Jika pengairan normal, para petani bisa memanen padi 3 kali dalam setahun, maka dengan hilangnya sumber air mereka bahkan hanya bisa panen 1 kali dalam setahun.

“Saya sudah bicara dengan Pak Kadis Pertanian, apakah ini harus pakai pompa air atau apa, yang penting air bisa ada di lahan. Alternatif menggunakan pompa air itu adalah langkah penanggulangan jangka pendek, karena kalau mau normalisasi bisa berbulan-bulan pengerjaanny,” sebutnya.

Program pompanisasi air sendiri tengah digenjot habis-habisan untuk mendorong pengairan di lahan persawahan. Hal itu sengaja diprioritaskan untuk meningkatkan produktifitas komoditas pertanian demi mengurangi impor pangan.

BACA JUGA:Komisi IV Sayangkan Progres Revitalisasi Situ Panjalu, Kontraktor Nakal Perlu Disanksi

“Seluruh Indonesia 62 ribu lebih yang akan disebar. Yang sudah sampai mungkin 60 persennya, sisanya sedang dalam perjalanan. Ada juga yang masih menunggu usulan dari bawah sekitar 12 persen,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan