Tumbuhkan Minat Generasi Muda, Pemkab Bandung Barat Gelar Kontes Ternak dan Ekspo Pangan 2024

“Kemajuan teknologi ini kan cukup meringankan pekerjaan petani dan tentunya efisiensi, baik dari waktu dan modalnya. Misalnya, dengan teknologi ini, kita dapat menghemat produksi hingga Rp150 per batang tomat,” ujar Ade.

Pengaplikasian teknologi modern dalam dunia modern juga diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda, yang lebih tertarik pada pendekatan yang modern dan praktis. Ade optimis bahwa penerapan teknologi dalam pertanian akan membuka mata generasi muda terhadap potensi dan keuntungan di sektor ini.

“Kami berharap, dengan adanya inovasi teknologi ini, lebih banyak anak muda yang tertarik untuk menjadi petani dan peternak, sekaligus membantu menjaga ketahanan pangan dan ketersediaan protein hewani di daerah ini,” katanya.

BACA JUGA: Petugas Gabungan Sita 1.700 Batang Rokok Ilegal dari Warung Kelontongan

Lebih lanjut Ade menyebut, upaya ini tidak hanya menarik minat anak muda, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak di Kabupaten Bandung Barat. Dengan teknologi sebagai alat bantu, pertanian dan peternakan diharapkan bisa menjadi sektor yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan.

Pada Kontes Ternak dan Ekspo Pangan 2024, sedikitnya ada tiga jenis hewan ternak genetik Jawa Barat ditampilkan. Diantaranya Sapi Pasundan, Domba Garut, dan Ayam Sentul.

Di lokasi yang sama, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Moh Arifin Soedjayana, Jabar memiliki ternak asli yang disebut sebagai sumber daya genetik Jabar. Bahkan dalam kegiatan tersebut, tiga jenis hewan ini dikompetisikan.

BACA JUGA: Pj Bupati KBB Dibuat Jengkel Kabag Kesra

“Kami juga ingin mengingatkan kembali bahwa Jabar punya sumber daya genetik yang unggul,” kata Arifin.

Selain hewan genetik Jabar, ekspo juga memamerkan beberapa jenis pangan lokal Jabar pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat. Seperti sorgum, umbi-umbian dan banyak jenis lainnya.

“Seperti singkong, jagung, ubi, sukun dan lain-lain. Itu berpotensi terus dikembangkan dan bisa sebagai bahan karbohidrat pengganti nasi. Tentu dengan berbagai jenis olahannya,” tandasnya. (Wit)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan