Tragis! Fakta Dibalik Pembunuhan Bos Aksesoris oleh Istri, Anak, dan Pacar Anak di Bekasi

JABAR EKSPRES – Asep Saepudin, seorang bos aksesoris berusia 43 tahun, ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya di daerah Kabupaten Bekasi.

Tragedi ini terungkap sebagai hasil dari konspirasi keji yang melibatkan istri, anak, dan pacar anaknya.

Berikut adalah fakta-fakta dari kejadian tragis ini.

Baca juga : Viral Jukir Tewas Usai Baku Hantam dengan Kang Galon di Jakarta, ini Faktanya

Pada dini hari Kamis, 27 Juni, bos aksesoris ini dieksekusi di rumahnya yang terletak di Kampung Serang RT 003 RW 004, Desa Taman Rahayu, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi.

Saat kejadian, korban sedang tidur di ruang tamu. Ia dicekik dan dianiaya oleh istri, anak, dan pacar anaknya.

Polisi menetapkan tiga tersangka dalam kasus ini, istri korban, Juhariah (43); anaknya, Silvia Nur Alfiani (22) dan pacar anaknya, Hagistko Pramada (22).

Ketiganya terancam hukuman berat, termasuk hukuman mati, penjara seumur hidup, atau penjara hingga 20 tahun sesuai Pasal 44 ayat 3 juncto Pasal 5 UU RI Nomor 23 Tahun 2004 tentang Kekerasan dalam Rumah Tangga, Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, dan Pasal 351 ayat 3 juncto Pasal 55 dan 56 KUHP.

Polisi mengungkapkan bahwa masing-masing tersangka memiliki motif berbeda dalam pembunuhan ini,

Istri korban, merasa sakit hati karena kurang dinafkahi oleh suaminya. Ia hanya menerima uang Rp 100 ribu per minggu dan mengaku hubungan mereka sudah tidak harmonis.

Anak korban, merasa sakit hati karena ayahnya tidak merestui hubungannya dengan Hagistko Pramada. Hubungan mereka telah berjalan selama empat tahun tanpa restu dari sang ayah.

Pacar anak korban, terlibat dalam eksekusi karena hubungannya dengan Silvia dan rasa sakit hati yang dimiliki Silvia terhadap ayahnya.

Pada malam kejadian, korban dicekik oleh Juhariah dan Hagistko saat tidur. Karena korban melawan, Silvia kemudian ikut melakban kaki ayahnya.

Hagistko akhirnya memukul korban dengan helm hingga tewas. Selama eksekusi, Juhariah dan Silvia mengenakan helm, sementara Hagistko memakai masker dan sarung tangan untuk mengaburkan identitas mereka, seolah-olah kejadian tersebut adalah perampokan.

Pembunuhan ini ternyata sudah direncanakan selama dua minggu sebelumnya. Para tersangka sebelumnya mencoba meracuni Asep dua kali dengan mencampurkan sabun cair ke dalam minuman susu soda dan jus.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan