Masih Berprogres, DLH Kota Bandung Beberkan Tonase Harian Sampah Campuran di TPS Gedebage

JABAR EKSPRES – Tempat penampungan sampah (TPS) Gedebage yang semula darurat dibangun pasca masa kedaruratan sampah di Kota Bandung, hingga saat, lahan yang berada di Kelurahan Rancanumpang itu, dipastikan masih berprogres mengolah sampah campuran.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung, Salman Faruq saat dikonfirmasi Jabar Ekspres. Ada puluhan ton yang diolah pihaknya setiap hari di lokasi itu.

“Pengolahan sampahnya melalui sistem gibrik. Di sana sampah dari warga, dipisahkan melalui mesin gibrik. Setelah terpisah sampah organiknya dilanjutkan oleh magotisasi dan komposting,” ungkap Salman.

BACA JUGA: Terjerat Kasus Korupsi, Tito Karnavian Pertimbangkan status Arsan Latif di Kemendagri

“Dan untuk low value, plastik low value kami kirim ke Babakan Siliwangi untuk dicacah dan diinput RDF yang akan dikirimkan ke pabrik tekstil. Masih berjalan,” sambungnya.

Dia memperkirakan, sampah yang diolah tempat tersebut mencapai 15 – 20 ton per hari. Pemanfaatan lahan seluas 1 Ha di Gedebage itu, difokuskan untuk Pembuangan Sampah Anorganik Residu dan Pengolahan Organik berkapasitas 20.000 m3 setara dengan 7.000 ton sampah.

“Sekarang mungkin sampai 15-20 ton per hari. Kapasitas olah di sana. Jenis sampah tercampur. Itu juga merupakan upaya selain pengolahan sampah mandiri dan peran serta masyarakat,” tandasnya.

BACA JUGA: Parkiran Liar Menjamur Tak Terkelola Dishub Kabupaten Bandung, Pemerhati Sebut Bisa Berdampak Serius!

Sementara, Salman Faruq menuturkan, apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren positif timbulan sampah menurun terus terjadi hingga tahun ini.

“Kalau sebelumnya kita baru di level 10-15 persen pengurangan sampahnya. Sekarang mungkin sudah meningkat di 20 persen. Harapannya bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan,” kata Salman.

“Karena ini kadang keterpaksaan karena TPS Sarimukti memaksa kita untuk berbuat pengolahan sampah mandiri. Kemudian ketika kondisi berangsur normal, bukan berarti kita meninggalkan hal tersebut. Bagaimana kita mempertahankan hal itu,” sambungnya.

BACA JUGA: Anak Perwira Menengah di Polresta Bogor Diduga Terlibat Kasus Penipuan, Tilep Uang Korban hingga Rp7 M

Dia menambahkan, jenis sampah yang mendominasi saat ini adalah sampah domestik. Jenis sampah yang berasal dari sektor rumah tangga atau para pelaku usaha. Namun memang yang paling besar dari rumah tangga.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan