JABAREKSPRES – Untuk meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara ( ASN ), PJ Wali Kota Bogor Hery Antasari menekankan kepada seluruh jajarannya agar tidak meremehkan masalah kecil.
Menurutnya, masalah kecil ini terkadang akan memantik keriuhan di masyarakat. Sehingga harus segera ditangani dengan benar.
Herry mnenekankan pentinya evaluasi kinerja agar pemerintahan Kota Bogor dapat menangani masalah dari indikator yang telah ditetapkan.
‘’Ini penting untuk masa depan birokrasi dan demokrasi,” Kata Hery kepada wartawan, Sabtu (13/07/2024).
BACA JUGA: Viral! Dugaan Skandal Asusila ASN Jika Ingin Naik Jabatan Catut Nama Pejabat di Kabupaten Bogor
Dia meninstruksikan agar setiap ASN harus fikus kepada hasil akhir dan bukan hanya sekedar mengugurkan kewajiban.
ASN harus dapat fokus dalam memberikan solusi dari setiap permasalahan yang timbul sejak awal. Meski itu masalah kecil.
“Jadi kalau ada masalah wajib dikomunikasikan, dikoordinasikan dan dilaporkan,” cetus Hery.
Masalah apapu harus segera diselesaikan dengan memberikan solusi yang tepat. Sehingga tidak berlarut-larut.
BACA JUGA: Pejabat Pemkab Bogor Ramai-ramai Pilih Bungkam dengan Isu Gratifikasi Seks untuk Naik Jabatan
Jika masalah tersebut dapat diselesaikan mulai dari tingkat kelurahan itu lebih baik. Namun, jika tidak bisa segera dikoordinasikan ketingkat lebih tinggi atau dibawa ke perangkat daerah terkait.
Heru menganggap, selama ini masih banyak ASN yang memiliki sikap keragu-raguan dan ketakutan untuk mengambil langkah. Padahl jika dicermati ketakutan tersebut sudah menjadi bagian resiko dalam bertugas.
‘’Ketakutan muncul bisa dikompromikan dan kesulitan yang ada harus diterima karena itu bagian dari tugas,’’ ujar Hery.
BACA JUGA: Marak Pungli dan Parkir Liar di Puncak Bogor, Dishub Lakukan Patroli
Untuk itu, salah satu cara mengatasi hal ini adalah dengan berdamai dan menerima situasi kondisi dengan bersikap tenang dalam bertindak.
Pj Wali Kota Bogor Hery Antasari melanjutkan, Bercicara kepemimpinan, karakter seorang pemimpin memiliki attitude sikap mental dan leadrship sebanyak 20 persen. Sedangkan 80 persennya adalah skill kompetensi.
‘’Mental yang dimaksud dapat semangat dalam memberikan solusi, memotivasi dan harus rajin turun ke lapangan,’’ ujarnya.