KPID Jabar: Siaran Berbasis Internet Perlu Diawasi

JABAR EKSPRES – Indonesia dihadapkan dalam situasi sulit, akibat derasnya arus informasi akibat keterbukaan informasi saat ini.

 

Derasnya arus informasi ini ibarat pisau bermata dua, yang mampu memberikan banyak manfaat bagi masyarakat namun juga bisa membunuh tidak hanya dirinya sendiri namun dalam skala besar.

 

Berbagai cara dilakukan KPID Jawa Barat untuk mengedukasi masyarakat, agar memahami bahayanya siaran berbasis internet (OTT) jika tidak di awasi, dengan berkolaborasi bersama Ikatan Alumni Fisip Universitas Pasundan Bandung.

 

Kolaborasi KPID dan IKA FISIP Unpas ini dilakukan, agar edukasi kepada masyarakat akan permasalahan tersebut bisa tersampaikan dengan optimal melalui berbagai lini dan sektor.

 

Ketua KPID Jawa Barat, Adiyana Slamet mengatakan, saat ini Indonesia tengah berada di situasi yang darurat, dimana sampai saat ini media berbasis internet belum mampu di atur selayaknya media konvensional.

 

Padahal banyak laporan dari berbagai instansi, akan dampak yang di timbulkan media berbasis internet ini.

 

“Dalam Indeks Ketahanan Nasional Lemhanas 2023, gatra sosial budaya itu rendah dari rentan 1-5. nilainya cuman 2,54 urutan ke 5 terbelakang, ini sangat mengkhawatirkan, sedangkan menurut DP3AKB Jawa Barat, kasus pencabulan yang terjadi ini karena pelaku mengkonsumsi konten konten yang berbasis internet,”jelasnya.

 

Padahal, dijelaskan Adiyana, pengaturan media berbasis internet ini bisa dilakukan oleh pemerintah, seperti halnya yang dilakukan oleh negara negara lain.

 

“Lembaga Penyiaran konvensional sudah di atur dan di awasi oleh negara, nah yang belum ini justru media berbasis internet yang memiliki jangkauan tidak terbatas. Di luar negeri seperti jerman, sudah memiliki badan khusus yang mengawasi berbasi internet ini, begitupun negara lain seperti australia, Korea dan negara lainnya,”jelasnya.

 

Jika hal ini di abaikan dan di anggap sepele, ditegaskan Adiyana, anjloknya kondisi sosial budaya dengan terpaan informasi tanpa filtrasi, akan berdampak buruk bagi karakter dan kognisi masyarakat, pun berakibat fatal bagi bangsa Indonesia.

 

“Kalau kondisi sosial budaya hancur, apalagi di Jawa Barat, yakinlah bahwa negara ini akan lululantah dengan ketidak milikan karakter yang berdasarkan sosial budaya. Dan Bung Karno pernah bilang negara ini akan besar jika di bangun karakter mental investment yang bersumber pada sosial budaya,”tegasnya.

Tinggalkan Balasan