JABAR EKSPRES – Fenomena saling suka budaya populer antara Indonesia dan Malaysia menciptakan dinamika menarik, di mana anak muda Malaysia menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap bahasa gaul Indonesia, sementara serial kartun “Upin & Ipin” dari Malaysia meraih popularitas besar di Indonesia.
Ketertarikan anak muda Malaysia terhadap bahasa gaul Indonesia bukanlah hal baru. Banyak dari mereka, termasuk anak kecil hingga orang dewasa, senang menggunakan kata-kata slang Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Nor’Anira Haris, Dosen Seni dan Budaya sekaligus Koordinator Bidang Penulisan Kolej Pengajian Seni Kreatif UiTM Selangor, mengonfirmasi hal ini. Menurutnya, penggunaan bahasa gaul Indonesia oleh anak muda Malaysia membantu memperlancar komunikasi karena kemiripan antara bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia.
“Dengan kemiripan antara bahasa Malaysia dan bahasa Indonesia, penggunaan bahasa gaul Indonesia ternyata dapat membantu memperlancar komunikasi, terutama pada berbagai kelompok masyarakat Malaysia dan Indonesia,” ujar Anira kepada CNNIndonesia.com. Anira juga menambahkan bahwa media sosial dan platform daring berperan penting dalam memperkenalkan bahasa ini. Banyak masyarakat Malaysia yang merupakan penggemar influencer, selebritas, atau content creator Indonesia mulai memasukkan bahasa gaul Indonesia ke dalam percakapan sehari-hari karena paparan media sosial.
Kata-kata seperti “galau”, yang menggambarkan kondisi sentimental seseorang, “mantap”, “asik”, “emang”, dan “sok” menjadi bagian dari percakapan sehari-hari di Malaysia. Sejumlah anak muda Malaysia yang diwawancarai CNNIndonesia.com mengakui bahwa mereka sering menggunakan bahasa gaul Indonesia, baik secara formal maupun informal. Salah satunya adalah Imaan, yang menggunakan slang Indonesia saat bermain gim online. Imaan menyatakan bahwa menggunakan umpatan dalam bahasa Indonesia memberikan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan bahasa Malaysia.
Di sisi lain, serial kartun “Upin & Ipin” dari Malaysia meraih popularitas besar di Indonesia. Serial ini menampilkan keseharian Upin, Ipin, dan kawan-kawan dalam kehidupan desa yang sederhana, namun mampu menarik minat para penonton di Indonesia. Anira menilai kemiripan budaya antara Malaysia dan Indonesia sebagai bangsa serumpun membuat “Upin & Ipin” sangat populer di Indonesia. Selain itu, banyak nilai-nilai positif tentang perilaku yang disisipkan dalam film kartun produksi Les’ Copaque tersebut.