“Relawan Sahabat Sulya juga meminta kepada para elit dan simpul-simpul masyarakat untuk menjaga kondusifitas, sehingga pesta demokrasi tidak hanya menggembirakan tetapi juga menjadi wadah untuk bertukar gagasan dan ide di antara para calon kandidat, sehingga yang terpilih bukan hanya pemimpin yang populer tetapi juga berkompeten,” tambah Syaeful Akbar.
Hingga saat ini, pelaku yang diduga merusak sejumlah baliho milik Sulyanati masih menjadi misteri.
Menurut Relawan Demokrasi di Kota Banjar, Yadi Supriyadi aksi pengerusakan itu menjadi cermin bahwa demokrasi di Kota Banjar belum sepenuhnya bebas dari aksi vandalisme.
“Hal ini mencerminkan ketidakmatangan dalam berpolitik di Kota Banjar. Untuk menuju Kota Banjar yang maju, kita sebagai masyarakat perlu menjaga demokrasi yang adil. Kanibalisme dalam politik dan demokrasi yang tidak adil mencerminkan sikap arogan dalam kota,” ujarnya. (CEP)