Pilkada Jabar, Arah Koalisi Parpol Terlambat?

BANDUNG – Partai politik (Parpol) di Jawa Barat (Jabar) belum menentukan arah koalisi secara resmi dalam menyongsong Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2024 ini.

Padahal, ajang lima tahunan di level daerah itu tak lama lagi dihelat dan berlangsung serentak. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menetapkan jadwal pendaftaran pasangan calon Gubernur dan wakil guberner pada 27-29 Agustus 2024.

Sementara penetapan pasangan calon pada 22 September 2024, pelaksanaan kampanye 25 September hingga 23 November 2024, dan pemungutan suara berlangsung 27 November 2024.

Mestinya, para parpol sudah harus menentukan arah koalisi untuk mengusung bakal pasangan calon guna pematangan persiapan, sebelum mendaftarkan ke KPU.

Walaupun sudah ada sejumlah tokoh yang digadang-gadang sebagai bakal calon Gubernur Jabar. Seperti Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Ono Surono, Haru Suandharu, Taufik Hidayat maupun yang lainnya. Namun hingga saat ini, tak ada satu pun pasangan calon (paslon) yang mendeklarasikan diri berdasarkan hasil koalisi parpol.

Menurut Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Dr Obsatar Sinaga, keterlambatan arah koalisi parpol di Jabar dalam mengusung pasangan calon gubernur dipengaruhi oleh faktor pilkada 2024 yang berlangsung serentak.

Selain itu, kata Prof Obi-sapaan akrabnya-Obsatar Sinaga, pilkada serentak di Jabar tahun ini menjadi ajang politik test the water bagi para tokoh yang ingin mencalonkan diri sebagai gubernur. Ajang politik test the water atau mengetes reaksi publik tentang siapa yang layak diterima sebagai calon Gubernur Jabar ke depan.

“Ini akibat dari adanya pilkada serentak. Untuk daerah-daerah perbatasan seperti Jabar dengan Jakarta, ini akhirnya menjadi ajang test the water bagi para tokoh yang akan dimunculkan apakah itu di DKI Jakarta atau di Jabar,” ujar Prof Obi kepada Jabar Ekspres, Jumat 28 Juni 2024.

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad itu menyinggung sosok Ridwan Kamil dalam politik test the water. Ia menyebut, pencalonan Ridwan Kamil dalam pilkada 2024 memunculkan fenomena baru, yang di antaranya menyebabkan keterlambatan arah koalisi parpol di Jabar.

“RK (Ridwan Kamil) itu isunya dicalonkan di Jabar tapi juga di DKI Jakarta. Bahkan ada tantangan dari Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, agar RK maju di DKI Jakarta supaya ada penyeimbang kekuatan dari Anies Baswedan,” sebut Prof Obi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan