JABAR EKSPRES – Curah hujan yang cukup tinggi menyebabkan Tembok Penahan Tebing (TPT) di Stasiun Maseng, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor longsor, Minggu (7/1) lalu.
Perbaikan terus dilakukan oleh Kontraktor, namun masih kendala dan berpacu dengan alam sekitar.
Hal ini disampaikan oleh PIC PTB Bandung, Hattata Putra. Dirinya mengatakan, sejak tiga bulan lalu pihaknya mengajukan disegn nya terlebih dahulu.
“Kalau dari kami 3 bulan itu disegn final sesuai denga prediksinya, kita ajuin disegn nya terlebih dahulu agar tidak gagal,” ujarnya kepada media, Jumat (21/6).
Menurutnya, dengan keterlambatan pengerjaan bangunan Stasiun Maseng akibat bencana alam, pihaknya telah memberikan surat teguran kepada pihak ketiga.
“Kita juga sudah bersurat kepada kontraktor agar segera diselesaikan dan kita juga sudah rapat dengan direktorat sarana prasarana untuk membahas terkait design serta dari pusat meminta untuk di ditelkan terlebih dahulu,” imbunya.
BACA JUGA: Menanti Gebrakan Noneng untuk PT Jaswita Jabar, Masih Evaluasi dan Bakal Fokus pada Aset
Hattata Putra menuturkan, adanya kendala dilapangan terkait penanganan stasius itu akibat pengajuan design yang belum mendapatkan persetujuan dari kementerian perhubungan.
“Kita minta konsultan perencana untuk melakukan design ulang, karena akibat longsor sehingga di design ulang,” tuturnya.
Kendati begitu, saat ini pihak konsultan perencanaan yang menangani Stasiun Maseng meminta kelonggaran waktu untuk mendesign ulang kontruksi bangunan yang tertimpa tanah longsor.
“Kalau dari target sebetulnya tanggal 20 Juni, cuma kemarin adanya finalisasi secara ditel jadi konsultannya minta waktu lebih,” katanya.
Semntara itu, pemenang tender PT Ambria Rahma Putri Selaras Sarsanto Sidi mejelaskan, kendala dari penanganan bangunan stasiun akibat bencana alam, adanya perubahan design bangunan.
BACA JUGA: Rayakan Momen HJB ke-542, Atang Trisnanto Akui Jatuh Cinta Kepada Kota Bogor
“Intinya dari bulan Januari sampai sekarang, itu harus melakukan kajian ulang dan konsultannya harus mengitung ulang serta sisi perkuatannya seperti apa agar saat dikerjakan kontruksi kuat,” jelasnya.
Ia megungkapkan, selain design dirinya juga memiliki kesulitan saat kembali melaksanakan kegiatan, sebab, saat mengerjakan terjadi gempa bumi dan hujan deras.