“Sampel makanannya sudah dibawa untuk dicek ke laboratorium kesehatan Jabar. Nanti kita bakal tahu, apa kandungan di dalam makanan itu yang jadi pemicu keracunan,” papar Plt Kepala Dinkes Bandung Barat, Eriska Hendrayana saat dikonfirmasi.
Menurutnya, 9 jenis sampel makanan yang diambil dan dikirim ke Balai laboratorium kesehatan Provinsi Jawa Barat, terdiri dari nasi, sop sapi, tempe oreg, kikil bumbu kuning, capcay, ayam suwir, ikan asin, sambel, dan Air minum.
Uji laboratorium sampel makanan tersebut, lanjut dia untuk penyelidikan penyebab kejadian luar biasa (KLB) keracunan biasanya dilakukan dua tahap. Yakni mencari tahu kandungan mikrobiologi serta zat kimia dalam sampel makanan.
“Jadi hasilnya cukup lama, antar 2-7 hari. Nanti kita tunggu hasilnya dari Labkesda,” katanya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Bandung Barat, ada 66 warga mengalami keracunan. Mereka menjalani perawatan di 5 lima pusat kesehatan yakni PMB Bidan Lutfi sebanyak 12 orang, Klinik Advent 6 orang, Klinik Medika Garsia 8 orang, Klinik Sespim 3 orang, RSUD Lembang 22 orang, Puskesmas Jayagiri 16 orang, dan RS Salamun 1 orang.
“Sekarang mayoritas sudah sembuh. Pasien di RSUD Lembang dan Puskesmas Jayagiri beberapa sudah dipulangkan, sisa tinggal di RSUD Lembang sebanyak 3 orang,” jelas Eriska.
Terpisah, Kepala Desa Cikahuripan, Oman Haryanto mengatakan kejadian itu dipicu usai warga menghadiri acara syukuran pernikahan salah seorang warga. Acara tersebut digelar pada pukul 12:00 WIB dengan estimasi peserta sekitar 120 orang.
“Ini syukuran acara pernikahan kecil. Undangannya sekitar 50 orang, kalau dengan keluarga pengantin total 120 orang. Acaranya jam 12:00 WIB, jam 18:00 WIB baru ada keluhan mual,” bebernya. (Wit)