BACA JUGA: Tak Khawatir Pengangkutan Terlambat, Warga RW07 Desa Cileunyi Wetan Bandung Kelola Sampah Mandiri
“Begitu juga dengan bakal calon Sendi Fardiansyah, berpotensi tersalip oleh Bakal calon Aji Jaya Bintara,” sebut Yus sapaanya.
Melihat hasil survei kali ini, sambung Yus, sudah semakin jelas terlihat peta kekuatan politik masing-masing bakal calon.
Ia menilai, terdapat dua kekuatan figur yang berpotensi mengambil porsi calon walikota, yakni Dedie A Rachim dan Raendi Rayendra. Terlebih jika Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan tereflikasi pada Pilkada Kota Bogor.
“Dedie A Rachim, Sendi dan Aji Jaya saya melihatnya sebagai representasi dari KIM. Adapun Raendi Rayendra dan Atang merupakan reprsentasi di luar KIM. Sehingga Dedie A Rachim berpotensi disandingkan dengan figur-figur yang teridentifikasi dari partai-partai yang bergabung dengan KIM,” tutur Yus.
“Adapun Raendi Rayendra sangat berpotensi akan mengambil wakil dari partai yang tidak bergabung dengan KIM,” imbuhnya.
BACA JUGA: DKPP Temukan Ratusan Kilo Daging Kurban Afkir di Kota Bandung
Yus menambahkan, kondisi tersebut dipertegas dengan informasi yang berkembang saat ini, baik dedie A Rachim maupun Raendi Rayendra. Dimana masing-masing sudah mengantongi satu tiket untuk bisa maju sebagai calon Wali Kota Bogor.
“Dedie sudah mengantongi tiket 9 kursi dari PAN, Demokrat dan PSI, akan berlebih jika Partai Golkar dan Partai Gerindra bergabung. Begitupun Dokter Rayendra disebut-sebut sudah mendapatkan tiket dengan mengumpulkan lebih dari 10 kursi di antaranya PKB, PDIP dan PPP juga akan sangat berlebih jika PKS dan partai-partai lain yang tidak bergabung dengan KIM ikut mendukung sosok Raedi Rayendra,” beber dia.
Adapun Sendi Fardiansyah dan Aji Jaya Bintara, sampai saat ini belum tersinformasikan partai mana yang sudah akan mendukungnya.
Pun dengan Atang Trisnanto yang merupakan satu-satunya figur bintang di perahu PKS. Walaupun PKS merupakan partai pemenang di Kota Bogor, sampai saat ini belum mendapatkan elektabilias yang memadai.
Yus juga menekankan, bahwa konstelasi peta politik akan berubah jika, KIM tidak tereflikasi di Pilkada Kota Bogor dan PKS mencalonkan sendiri, karena PKS sendiri sudah cukup untuk mengusung sendiri pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor.